Kapolsek Kuta Utara AKP Yusuf Dwi Admodjo memediasi terkait peristiwa atraksi kembang api saat upacara persembahyangan umat Hindu di Pantai Berawa. (BP/Istimewa)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Video atraksi kembang api saat upacara persembahyangan umat Hindu di Pantai Berawa, Kuta Utara menuai protes warga. Unggahan ini bahkan sempat viral di media sosial.

Mencegah peristiwa ini meluas, Kapolsek Kuta Utara AKP Yusuf Dwi Admodjo menginisiasi mediasi antara Krama Banjar Adat Tegal Gundul dengan pihak Finns Beach Club, Rabu (16/10).

AKP Yusuf seizin Kapolres Badung AKBP Teguh Priyo Wasono menyampaikan pihaknya bergerak cepat melakukan mediasi tersebut untuk menjaga situasi tetap aman dan kondusif. Mengingat dalam waktu dekat dilaksanakan pelantikan Presiden dan Wakil Presiden serta Pilkada Serentak.

Baca juga:  Meski Ditutup untuk Umum, Pantai Kuta Masih Dikunjungi Wisatawan

“Kami bersama pemerintah daerah dan pihak-pihak terkait melakukan rembug untuk mencari solusi terbaik supaya kejadian ini tidak terulang lagi,” ujarnya.

Oleh karena itu ke depan jangan sampai ada miskomunikasi supaya kegiatan ibadah dan pariwisata sama-sama tetap bisa dilaksanakan. “Tapi ingat harus saling menghormati. Bentuknya seperti apa? Misalnya kalau ada kegiatan ibadah, tolong musiknya dikecilkan. Kalau ada ibadah, atraksi kembang api digeser waktunya. Itulah bentuk toleransinya. Terakhir kami harapkan kedepan tidak terjadi lagi, caranya saling komunikasi dengan baik,” tegas AKP Yusuf.

Baca juga:  Kebakaran di GOR Purna Krida Diduga Karena Korsleting

Dari mediasi tersebut ada beberapa kesepakatan. Pertama, permasalahan yang viral di medsos diselesaikan secara musyawarah mufakat.

Kedua, kegiatan keagamaan, adat istiadat dan kegiatan pariwisata bisa sama-sama berjalan, dengan toleransi serta saling menghormati. Ketiga, ke depannya kejadian seperti ini agar tidak terulang kembali. (Kerta Negara/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *