BANGLI, BALIPOST.com – Desa Adat Penglipuran di Kecamatan Bangli kembali menggelar karya Ngusaba Nangkan. Upacara dengan tingkatan utama sesuai sima dresta Desa Adat Penglipuran itu, terakhir kali dilaksanakan pada 1993 atau 30 tahun yang lalu.
Sesuai dudonan karya, rangkaian Ngusaba Nangkan sudah dimulai sejak Juli lalu. Pada 13 Oktober 2024 telah dilaksanakan upacara ngamedalang Ida Betara Sesuhunan dilanjutkan dengan Malasti pada 14 Oktober. Puncak karya Ngusaba Nangkan akan berlangsung pada 17 Oktober 2024 bertepatan dengan rahinan Purnamaning Kapat.
Upacara penyineban dijadwalkan berlangsung pada 25 Oktober dilanjutkan dengan upacara ngeluarang pada 26 Oktober. Pelaksanaan upacara Ngusaba Nangkan dipusatkan di Pura Penataran desa adat setempat.
Kelian Adat Desa Adat Penglipuran, I Wayan Budiarta mengatakan upacara Ngusaba Nangkan terakhir kali dilaksanakan 30 tahun lalu. Upacara itu baru kembali dilaksanakan tahun ini dikarenakan selama kurun waktu 1993-2024 Desa Adat Penglipuran masih melakukan perbaikan infrastruktur utamanya pada parahyangan di wewidangan Penglipuran.
Adapun makna dari upacara Ngusaba Nangkan, kata Budiarta secara umum sama dengan upacara yadnya lainnya. Yakni sebagai wujud syukur Krama Desa Adat Penglipuran atas berkah yang telah diberikan oleh Ida Sang Hyang Widhi Wasa.
Disampaikan juga Desa Adat Penglipuran telah melakukan beberapa langkah untuk mengelola kedatangan wisatawan selama pelaksanaan Ngusaba Nangkan.
Budiarta mengatakan pihaknya telah mengirimkan permakluman kepada biro-biro perjalanan yang merencanakan kunjungan ke Penglipuran menggunakan bus agar melakukan penjadwalan ulang kunjungannya terutama pada 16-25 Oktober. Hal itu dikarenakan fasilitas parkir bus yang ada dipergunakan untuk menampung kendaraan pemedek. (Dayu Swasrina/balipost)