Agusding Lung (kiri) dan Suzy Tian. (BP/Istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Seiring meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan ke Bali, industri perhotelan Bali juga menunjukkan pertumbuhan yang positif. Kondisi ini pun mendongkrak kebutuhan pendingin udara (AC) untuk hotel dan akomodasi wisata lainnya karena banyaknya instalasi yang rusak saat pandemi COVID-19 melanda.

Data BPS Bali periode Januari-Agustus 2024, jumlah wisatawan mancanegara yang datang mencapai 4.155.540 orang. Di bulan Juli dan Agustus, jumlah kedatangannya mengalami peningkatan dengan rata-rata di atas 600 ribu orang per bulan.

Diakui salah satu pelaku pengadaan dan instalasi produk AC, Richard Endramukti, Kamis (17/10), kebutuhan produk AC untuk wilayah Bali cukup tinggi, terutama di kalangan hotel dan akomodasi wisata. Pemilik Thru Source ini mengatakan kenaikan permintaan produk AC juga didorong musim kemarau berkepanjangan.

Baca juga:  Pengendali Bising Berbahan Alami Sasar Perhotelan

Naiknya permintaan produk AC ini membuat pihaknya menggandeng salah satu produsen untuk menyediakan layanan purna jual dan konsultasi terkait jenis AC yang tepat digunakan sesuai kebutuhan.

Tingginya permintaan produk pendingin udara di industri perhotelan juga diakui Agusding Lung, Head of Sales Residential Air Conditioner Midea Electronics Indonesia. “Kami lihat pariwisata Indonesia berkembang dan pusatnya di Bali dan di sini udaranya cenderung panas. Banyak hotel dan akomodasi wisata di sini. Kami ingin mendukung pariwisata dari sisi kenyamanan,” ujarnya di sela-sela pembukaan Midea Pro Shop di Denpasar.

Baca juga:  Tularkan Penyakit, Kesehatan Hewan Belum Mendapat Perhatian dari Pemerintah

Ia pun mengakui meski pihaknya memproduksi beragam produk elektronik, Bali difokuskan untuk memasarkan rangkaian produk AC. “Memang secara keseluruhan adalah produk untuk mendukung rumah tangga. Tapi karena kita lihat peluang besar di industri perhotelan, maka di sini (Bali, red) kita fokus ke AC,” ungkapnya didampingi Suzy Tian, Deputy General Manager Midea Electronics Indonesia.

Dilihat secara market share total, pihaknya bahkan tumbuh 70 persen dibanding dari tahun lalu. “Situasi saat ini sangat baik karena ekonomi tumbuh saat pandemi. Saat pandemic itu banyak AC yang rusak sehingga kebutuhan saat ini lebih besar. Apalagi turis mancanegara sudah datang dari mana-mana,” cetusnya. (Diah Dewi/balipost)

Baca juga:  Tiket.com Makin Serius Garap Pasar Perhotelan di Bali
BAGIKAN