Salah satu penjual ayam di pasar tradisional melayani pembeli. (BP/dok)

NEGARA, BALIPOST.com – Sejak sepekan belakangan ini warga mengaku kesulitan mendapatkan kebutuhan ayam potong di pasaran. Komoditi ayam potong lokal yang menjadi kebutuhan umum jarang didapatkan terutama di pasar-pasar tradisional. Bilapun ada, harganya melonjak dibanding hari biasa.

Yang paling terdampak akibat kondisi ini adalah para pedagang warung dengan menu makanan berbahan ayam. “Sudah seminggu ini, ayam potong lokal yang biasanya mudah ditemui sudah sulit. Saya malah dapat di toko (swalayan),” ujar Ni Wayan Suarti, salah seorang pedagang nasi di Tegalcangkring, Mendoyo Minggu (8/4).
Para pedagang pun terpaksa harus mencari ayam potong hingga ke Pasar Umum Negara yang merupakan pasar induk di Jembrana. Namun, di pasar terbesar di Jembrana ini pun ternyata juga sulit diperoleh dan bilapun ada harganya pun naik. Sejumlah pedagang mengungkapkan saat hari normal, harga berkisar Rp 24 ribu per kilogram, tetapi sekarang hampir Rp 30 ribu per kilogram.

Baca juga:  Bali Perlu Bentuk Badan Kehormatan Pariwisata Budaya

Menurut para pedagang, kelangkaan ini diperkirakan karena produksi dari peternak yang belum panen. Sehingga berdampak pada pasokan ayam potong di pasaran lokal. “Sempat saya langsung ke peternak, rata-rata ayam masih kecil kurang dari satu kilogram,” terang Ardika, warga lainnya.

Untuk kebutuhan ayam potong ini biasanya masih disuplai dari peternak lokal di Kabupaten Jembrana. Kondisi tersebut juga mendapat perhatian kalangan DPRD Jembrana. Anggota DPRD Jembrana, Komang Adiyasa menilai perlunya pengawasan yang ketat dari Dinas terkait. Bagaimana bisa di daerah yang banyak memiliki pegusaha ayam potong, bisa kekurangan ayam.  “Kalau begini dampaknya sangat dirasakan oleh masyarakat. Padahal banyak kemitraan yang ada di Jembrana,” terangnya.

Baca juga:  Putus Penyebaran COVID-19 di Pasar Tradisional, Pedagang Luar Denpasar Wajib Penuhi Syarat Ini

Kemitraan yang dimaksudnya adalah peternak (usaha kandang ayam) dengan perusahaan-perusahaan besar yang berada di Jembrana. Sangat disayangkan, di Kabupaten penghasil produksi ayam potong, tidak bisa memenuhi pasokan ayam.

Dengan adanya kelangkaan seperti ini menurutnya harus ada evaluasi. “Ada apa dan apa yg terjadi, untuk itu agar dari dinas terkait segera turun melakukan koordinasi pada para pelaku kemitraan,” tegasnya.

Sementara itu menurut sejumlah pedagang, kondisi langkanya ayam potong ini bukan sekali ini saja terjadi. Tetapi hampir setiap waktu tertentu terjadi, terutama saat menjelang hari raya dimana kebutuhan ayam sangat tinggi. (surya dharma/balipost)

Baca juga:  Pedagang di Proyek Pasar Tematik, Ubud Jadi Macet dan Semrawut
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *