SINGARAJA, BALIPOST.com – Sejak PT. Prapat Agung Permai (PAP) mengembangkan akomodasi wisata di atas tanah HPL Pemkab Buleleng di Dusun Batu Ampar, Desa Pejarakan, Kecamatan Gerokgak memberikan dampak positif bagi warga di Buleleng Barat. Lebih dari 70 persen warga desa setempat diterima menjadi pekerja pariwisata oleh perusahaan.
Serapan pekerja lokal ini membuktikan pengelolaan HPL pemkab oleh perusahaan secara langsung mencipatakan peluang kerja baru dan sekaligus menyerap pengangguran di desa tersebut. Hal itu diakui Perbekel Desa Pejarakan, Kecamatan Gerokgak I Made Astawa dihubungi Minggu (8/4).
Lebih jauh Astawa mengatakan, sejak PT. PAP mengantongi izin Hak Guna Bangunan (HGB) dari Pemkab Buleleng, pemerintah desa bersama prangkat yang terkait membahas terkait komitmen perusahaan mengembangkan ekonomi desa terutama dari sektor pariwisata. Selain itu, pemerintah desa menawarkan agar perusahaan bisa mempekerjakan warga lokal di luar tenaga yang memiliki keahlian tertentu.
Secara persentase, penyerapan pekerja lokal ditetapkan sebesar 70 persen dari seluruh pekerja perusahaan. Sekitar 2015 lalu, perusahaan mulai membangun sarana fisik akomodasi wisata berupa 20 unit kamar penginapan, restoran, dan sejumlah bangunan pendukung lain. Dalam pembangunan tahap awal, perusahaan telah mendirikan kamar penginapan dan fasilitas penunjang di atas lahan HPL pemkab 16 hektar.
Ia mengakui warga di desanya diterima sebagai pekerja di perusahaan. Bahkan, setelah puluhan kamar dan fasilitas penginapan dikunjungi wisatawan mancanegara (wisman) dan wisatawan domestik, pemuda desa yang tadinya menganggur, sekarang tetap bekerja di perusahaan.
Bidang keahlian mereka tergolong beragam mulai dari kantor depan, pelayan restoran, petugas kebersihan, tukang kebun, penjaga keamanan, dan beberapa keahlian lain. Tak hanya itu, pengembangan pariwisata Batu Ampar oleh PT. PAP telah dimasukan menjadi bagian dari kawasan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) yang tergabung dalam KSPN Taman Nasional Bali Barat (TNBB). “Perusahaan sudah menyerap warga kami sebagai pekerja lebih dari 70 persen dan persentase ini sudah melebihi dari kesepakatan antara perusahaan dengan pihak desa. Pekerja itu mulai saat pembangunan sarana fisik dan sampai sekarang pengangguran di desa kami terserap karena perusahaan telah membuka peluang kerja,” katanya.
Menurut Astawa, ivestasi PT. PAP dalam pengembangan pariwisata dan penyiapan akomodasi wisata di desanya telah berjalan dan telah membangkitkan ekonomi desa sebagai kawasan wisata Buleleng barat. Dengan hasil ini, ke depan dia mengaku optimis bahwa investasi oleh perusahaan di atas lahan aset pemkab menggerakan perekonomian desa.
Apalagi, perusahaan dalam waktu dekat ini berencana kembali menambah investasinya. “Dari luas keseluruhan 45 khektar itu baru 16 hektar yang dibangun sarana akomodasi wisata. Sisanya kami dengar akan dikembangkan terus, sehingga ini menunjukan bahwa potensi desa kami utamanya pariwisata akan berkembang dan warga kami lebih banyak lagi dapat manfaatnya,” jelasnya. (Mudiarta/balipost)