DENPASAR, BALIPOST.com – Pesta kembang api setiap hari di Pantai Berawa yang dilakukan salah satu beach club, Finns Beach Club, menuai pro kontra dari kalangan masyarakat. Suara penolakan makin santer saat atraksi itu dilakukan saat umat Hindu sedang menggelar persembahyangan di Pantai Berawa.
Meski menuai pro kontra, Kepolisian Daerah Bali menyatakan tetap mengizinkan Finns Beach Club melakukan pesta kembang api setiap hari. Alasannya, beach club itu telah memiliki izin dari Direktorat Intelijen Keamanan (Ditintelkam) Polda Bali.
“Itu kegiatan rutin semacam seremoni di jam tertentu, mereka menyalakan kembang api. Untuk perizinan, mereka mengantongi izin dari Direktorat Intelkam Polda Bali,” kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Bali Komisaris Besar Polisi Jansen Avitus Panjaitan di Denpasar, Senin (21/10) dikutip dari Kantor Berita Antara.
Jansen menjelaskan perizinan yang diberikan oleh Polda Bali kepada manajemen Finns Beach Club sudah memenuhi prosedur perizinan yang ditetapkan sejak lama. Salah satu syarat untuk perizinan pesta kembang api di Beach Club, adanya keterangan masyarakat yang tidak mempermasalahkan pesta kembang api tersebut.
“Sudah ada penyanding bahkan ada keterangan dari masyarakat tidak mempermasalahkan Polda Bali mengeluarkan izin tersebut. Selama ada izin dan tidak dipermasalahkan masyarakat sekitar ya, tidak ada masalah,” katanya.
Terkait dengan adanya pro dan kontra imbas dari insiden tersebut, kata Jansen, sudah ada kesepakatan antara manajemen Finns Beach Club dengan Desa Adat Berawa untuk menyudahi peristiwa itu.
Dalam hal ini, Polsek Kuta Utara sudah melakukan pertemuan antara kedua belah pihak.
Sebelumnya, sebuah video yang memperlihatkan umat Hindu sedang melakukan ritual ngelanus yang umum digelar di Pantai Berawa tepat di depan kelab pantai itu viral di media sosial.
Dalam video tersebut, terdapat beberapa umat Hindu yang tengah melaksanakan proses ritual tiba-tiba, atraksi kembang api berlangsung cukup lama dengan dentuman keras pada jarak sangat dekat dengan tenda upacara, sehingga mengejutkan dan membuat peserta ritual terkejut.
Jansen mengatakan kejadian tersebut terjadi akibat adanya miskomunikasi antara manajemen Finns Beach Club dengan desa adat yang melakukan ritual di Pantai Berawa.
Jansen meminta masyarakat untuk tidak lagi mempermasalahkan kejadian tersebut karena akan berdampak pada pariwisata Bali.
“Jaga Bali sebagai ikon pariwisata, jangan sampai ada kesan yang dibesar-besarkan. Itu yang begitu tidak perlu dibesar-besarkan,” katanya.
Kepada para investor, pemilik tempat usaha di Bali, Jansen meminta agar memperhatikan budaya masyarakat adat. “Para investor di Bali juga kita imbau untuk menghormati budaya lokal Bali. Harus saling menghormati,” kata mantan Kapolresta Denpasar itu. (kmb/balipost)