Pekerjaan
Ilustrasi. (BP/dok)

DENPASAR, BALIPOST.com – Sebuah survei mendadak jadi perbincangan karena temuannya tentang banyaknya perusahaan yang memecat pekerja Gen Z tak lama setelah mempekerjakan mereka.

Menurut survei yang dilakukan oleh Intelligent.com, enam dari sepuluh perusahaan mengatakan mereka memecat lulusan baru tahun ini. 1 dari 7 mengatakan mereka  tidak mungkin mempekerjakan lulusan baru tahun depan.

Hampir 1.000 pemimpin bisnis berpartisipasi dalam survei ini.

Berikut 10 alasan yang menjadikan Gen Z kurang diminati di dunia kerja profesional:

1. Kurangnya motivasi atau inisiatif – 50%
2. Kurangnya profesionalisme – 46%
3. Keterampilan berorganisasi yang buruk – 42%
4. Keterampilan komunikasi yang buruk – 39%
5. Kesulitan menerima feedback – 38%
6. Kurangnya pengalaman kerja yang relevan – 38%
7. Keterampilan pemecahan masalah yang buruk – 34%
8. Keterampilan teknis yang tidak memadai – 31%
9. Ketidakcocokan budaya – 31%
10. Kesulitan bekerja dalam tim – 30%

Baca juga:  Giri Prasta Hadiri Seminar, Datang Semobil dengan Megawati Soekarnoputri dan Bintang Puspayoga

Laporan tersebut juga mencatat bahwa manajer sumber daya manusia melaporkan bahwa beberapa pekerja Gen Z mengalami kesulitan dalam mengatur beban kerja mereka, sering terlambat, dan tidak berpakaian atau berbicara dengan pantas.

Studi lain yang dilakukan pada April menemukan bahwa pekerja Gen Z terlalu bergantung pada dukungan orangtua ketika mencari pekerjaan. 70 persen mengaku meminta bantuan orangtuanya dalam hal ini.

Faktanya, 25% dari mereka membawa orangtuanya untuk wawancara, dan banyak yang meminta mereka mengirimkan lamaran dan menulis resume.

Baca juga:  Pandemi COVID-19, Badung Masih Anggarkan Promosi Pariwisata di APBD-P

Tidak seperti generasi sebelumnya, Gen Z sangat dibatasi oleh rentang perhatian yang pendek, kebiasaan malas, dan obsesi terhadap keseimbangan kehidupan kerja yang baik, yang merupakan dampak dari pertumbuhan di dunia digital.

Pekerja muda juga diyakini lebih mungkin ‘terpicu’ dan tergerak oleh kampanye politik dan sosial melalui media sosial. Hal ini dapat mengganggu alur kerja dan menimbulkan masalah bagi pemberi kerja, terutama mengingat kekacauan nasional yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir. (Cahya Dwipayanti/balipost)

Baca juga:  Tepergok Satroni Gudang, Residivis Dihajar Massa
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *