MANGUPURA, BALIPOST.com – Ribuan krama Desa Adat Kapal, Mengwi, Badung, berpartisipasi dalam tradisi Aci Tabuh Rah Pengangon atau lebih dikenal dengan perang Tipat Bantal pada Kamis (17/10).

Tradisi tahunan ini telah berlangsung selama 685 kali dan dipusatkan di depan Pura Desa, Desa Adat Kapal, tepatnya di Jalan Raya Denpasar-Gilimanuk.

Selama prosesi berlangsung, arus lalu lintas ditutup sementara untuk memberikan ruang bagi ribuan warga yang terlibat dalam ritual.

Baca juga:  Bulan Bahasa Bali Dibuka Tanpa Penonton, Undangan dan Pengisi Acara Wajib Tes Antigen

Tradisi Perang Tipat Bantal merupakan bentuk ungkapan rasa syukur masyarakat atas panen yang melimpah. Dalam tradisi ini, baik tua maupun muda, laki-laki maupun perempuan, bersama-sama turun ke jalan untuk saling melempar ketupat sebagai “senjata”.

Aci Tabuh Rah Pengangon, sebutan lain dari tradisi ini, memiliki ciri khas di mana seluruh warga saling menyerang dan melempar dengan ketupat sebagai simbol kesejahteraan dan kesuburan.

Baca juga:  Modus Baru, Ini yang Dilakukan Pengedar Narkoba

Bendesa Adat Desa Kapal, I Ketut Sudarsana, menjelaskan  tradisi Aci Tabuh Rah Pengangon merupakan ritual sakral yang dipersembahkan kepada Dewa Siwa, manifestasi Tuhan, untuk memohon kesuburan dan kesejahteraan. Aci Tabuh Rah Pengangon ini bukan sekadar permainan masyarakat, tetapi persembahan dari Desa Adat Kapal.

Tradisi Siat Tipat yang digelar setiap tahun ini, merupakan warisan turun-temurun yang harus dijalankan oleh seluruh krama Desa Adat Kapal.

Baca juga:  Desa Adat Ababi Lestarikan Tradisi Berebut Nasi Kalasan

Pelaksanaan upacara ini bertujuan memohon kesejahteraan bagi seluruh krama desa, sehingga semua warga terlibat dalam ritual ini. (Parwata/balipost)

Tonton selengkapnya di video

BAGIKAN