Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Badung Nomor Urut 02, I Wayan Adi Arnawa (kiri) dan I Bagus Alit Sucipta tampil saat Debat Terbuka Pertama Pilkada Badung di Seminyak, Bali, Jumat (25/10) malam. (BP/Melynia Ramadhani)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Badung Nomor Urut 02, I Wayan Adi Arnawa-I Bagus Alit Sucipta, tampil penuh percaya diri pada Debat Terbuka Pertama Calon Bupati dan Wakil Bupati Badung Tahun 2024 yang digelar di The Trans Resort, Seminyak, Bali, Jumat (25/10).

Di hadapan tim panelis yang terdiri dari I Wayan Sukma Winarya Prabawa, M.Par., M.Pro. (Dosen Politeknik Pariwisata Bali), Prof. Dr. Desak Made Suarti Laksmi, S.Skar., M.A. (dosen ISI Denpasar), Dr. Gusti Ngurah Alit Susanta Wirya, S.P., M.Agr. (dosen Fakultas Pertanian Universitas Udayana), Dr. Nyoman Diah Utari Dewi, A.Par., MAP. (Direktur Program Pascasarjana Universitas Ngurah Rai), dan Prof. Dr. Ni Luh Made Mahendrawati, S.H., M.Hum. (dosen Pascasarjana Universitas Warmadewa), pasangan Adicipta memaparkan fokus pada tiga masalah krusial di Gumi Keris, yakni kemacetan, sampah, dan krisis air.

Baca juga:  Hadiri HUT Ke-20 Baladika Bali, Bupati Giri Prasta: Sekalipun Tidak Sedarah Tapi Kita Tetap Saudara

Dalam kesempatan menjelaskan visi-misi Adicipta pada debat bertema “Menuju Pemerataan dan Keserasian Pembangunan, Pariwisata, Seni, Adat, dan Budaya, serta Lingkungan di Kabupaten Badung,” I Wayan Adi Arnawa menyebut Badung sebagai kabupaten yang bergantung pada sektor pariwisata, dengan sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor pajak hotel dan restoran. Demi keberlangsungan pariwisata di Badung, persoalan kemacetan, sampah, dan ketersediaan air bersih harus segera diatasi.

“Kami, pasangan Adicipta, berkomitmen dalam penanganan kemacetan dengan membangun ruas jalan di seluruh wilayah Badung, terutama untuk mengurai kemacetan lalu lintas di Badung Selatan. Kami akan melanjutkan program pembangunan jalan lingkar selatan dengan membangun akses dari Jimbaran menuju Uluwatu guna mengurai kemacetan di sepanjang GWK dan Simpang Nirmala,” ujar I Wayan Adi Arnawa.

Lebih lanjut, untuk mengatasi kemacetan di Simpang Unud, Adicipta berencana membangun underpass, dengan proses pembebasan lahan yang saat ini sedang berlangsung. Sementara itu, untuk mengatasi kemacetan di Badung Utara, beberapa titik menjadi prioritas, yakni Simpang Lukluk, Simpang Mambal, dan Simpang Latu.

Baca juga:  Dukungan Umat Muslim Kuta Utara untuk Adicipta Mengalir di Solawat Maulid Nabi

Di Simpang Lukluk, Adicipta berkomitmen membangun shortcut Abianbase-Penarungan. “Untuk kemacetan di Simpang Mambal dan Latu, kami akan membangun jalan lingkar di sekitar Mambal dan Latu tersebut,” jelasnya.

Terkait masalah sampah, I Wayan Adi Arnawa menyatakan bahwa Adicipta menganggapnya sebagai isu mendesak yang perlu segera diselesaikan, dengan menerapkan teknologi canggih melalui skema business to business (B2B) tanpa membebani APBD di masa depan.

Sedangkan dalam menghadapi permasalahan air, Adicipta menargetkan penyelesaian pada tahun 2025 dengan skema B2B yang juga tidak membebani APBD. “Dengan penanganan tiga isu strategis ini, kami yakin kunjungan wisatawan ke Kabupaten Badung akan meningkat, sehingga berdampak pada peningkatan PAD,” jelas mantan Sekretaris Daerah Kabupaten Badung tersebut.

Baca juga:  Hadiri Pemlaspasan Pura Dewa Hyang Cemeng Ukir, Suyadinata Titip Diri untuk Pilkada Badung

Guna menjaga keserasian antara Badung Utara dan Badung Selatan, Adicipta berkomitmen mengembangkan pariwisata dengan membangun pusat-pusat ekonomi berbasis nature, eco-tourism, wellness tourism, dan adventure (NEWA), karena Badung Utara memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai kawasan wisata berbasis alam.

“Dengan kondisi kultur dan wilayah yang sesuai ini, kami berharap akan ada pendapatan bagi masyarakat Badung Utara sekaligus mengurangi kesenjangan pendapatan antara masyarakat Badung Utara dan Badung Selatan melalui keserasian pembangunan,” ungkap I Wayan Adi Arnawa.

“Dalam upaya melestarikan adat, budaya, dan kesenian di Badung, kami berkomitmen menjadikan bale banjar sebagai pusat peradaban, untuk memberi ruang bagi para seniman Badung dalam melatih dan meningkatkan keterampilan guna meningkatkan sumber daya manusia serta daya saing pemuda,” tegasnya. (kmb/balipost)

BAGIKAN