Wakil Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Mari Elka Pangestu memberikan keterangan, mengenai pembahasan DEN dengan Presiden Prabowo Subianto, di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (5/11/2024). (BP/Ant)

JAKARTA, BALIPOST.com – Pertumbuhan ekonomi di kuartal IV dibahas dalam pertemuan Presiden Prabowo Subianto bersama dengan Dewan Ekonomi Nasional (DEN) di Istana Kepresidenan Jakarta.

Wakil Ketua DEN Mari Elka Pangestu mengatakan, pertemuan membahas bagaimana mengamankan pertumbuhan untuk kuartal IV. Karena kuartal III kan angkanya sudah diumumkan kan ya, sedikit di bawah 5 persen. “Jadi bagaimana supaya di kuartal IV ini kita bisa melakukan langkah-langkah untuk menjaga pertumbuhan,” ujarnya, dikutip dari kantor berita Antara, Selasa (5/11).

Mari Elka mengatakan, pihaknya memberi beberapa rekomendasi terkait dengan bagaimana menjaga daya beli kelas menengah yang saat ini memang melemah. DEN menganalisa melemahnya daya beli kelas menengah menyebabkan konsumsi turun di kuartal III.

Baca juga:  Hitung Mundur Asian Games, Pemprov Sumsel Gelar Festival Sriwijaya

“Ini kan pertumbuhan konsumsi itu 4,9 persen, yang relatif rendah dibanding dengan tahun-tahun sebelumnya. Bahkan katanya itu terendah dalam 13 tahun terakhir. Jadi ini menjaga daya beli itu salah satu rekomendasi yang kita sampaikan,” jelasnya.

Selain itu, Mari Elka yang juga merupakan Utusan Khusus Presiden bidang Perdagangan Internasional dan Kerja Sama Multilateral, menyatakan DEN turut merekomendasikan optimalisasi belanja pemerintah, yang dapat menstimulasi pertumbuhan.

“Dan yang terakhir ya ke depan jangka pendek dan menengah, bagaimana meningkatkan dan memperbaiki iklim investasi. Karena tentunya untuk tumbuh. Lebih tinggi kita memerlukan investasi,” jelas Mari Elka.

Baca juga:  Dari Polisi Gerebek Istrinya Selingkuh di Villa hingga Gria Pemedilan Terbakar

Sementara itu, terkait dengan kebijakan yang langsung menyentuh rakyat, Mari Elka mengatakan DEN akan mencari program-program stimulus misalnya seperti bantuan langsung tunai (BLT) yang selama ini sudah dilakukan.

“Ini kan masalahnya harga pangan relatif masih tinggi dan kita khawatir inflasi bisa meningkat kalau harga minyak dunia meningkat. Dan yang penting itu kelihatannya dari semua angka daya beli itu melemah ya. Jadi baik di tingkat menengah terutama, kalau di tingkat bawah kan sudah ada Bansos, ada BLT. Ini bagaimana mengatasi yang di kelas menengah ini. Itu nanti mungkin sedang dibahas lah kira-kira programnya seperti apa,” ujarnya.

Baca juga:  2018, Ekonomi Bali Tumbuh 6,35 Persen

Lebih jauh terkait pengalihan subsidi menjadi BLT, Mari Elka menyebut hal itu salah satu yang masih harus dikaji, demi memastikan tujuan utama subsidi untuk membantu masyarakat berpendapatan rendah tercapai.

“Tujuan utamanya adalah supaya bantuan yang diperuntukkan dari subsidi, yaitu membantu masyarakat yang berpendapatan rendah, itu tepat sasaran. Apakah itu melalui harga yang dibuat lebih rendah melalui subsidi, atau diberi bantuan langsung atau kombinasi. Jadi ini masih harus dikaji opsi-opsinya,” jelasnya. (Kmb/Balipost)

 

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *