Komunitas sepeda tua dari 30 negara berkumpul di Bali. (BP/ist)

DENPASAR, BALIPOST.com – International Veteran Cycle Association (IVCA) yang diikuti oleh delegasi dari 30 negara, akan digelar di Denpasar, 12-15 April 2018. Selama empat hari tersebut, puluhan ribu penggemar sepeda tua akan numplek di Sanur. Berbagai kegiatan akan dilangsungkan di kawasan wisata tersebut.

Bahkan, pada Minggu (15/4) mendatang, akan digelar parade sepeda tua yang diikuti oleh lebih dari 10.000 peserta. Mereka ini akan mengelilingi beberapa objek menarik di Denpasar. Sebagai tuan rumah, Komunitas Sepeda Tua Indonesia (Kosti) Bali pun dibuat lebih sibuk. Lalu, seperti apa kegiatan komunitas ini selama ini.

Baca juga:  Terjerat Korupsi, Tujuh ASN di Karangasem Dipecat

Kosti Bali terbentuk pada 11 April 2012 lalu. Kini, anggota penggemar sepeda tua sudah mencapai 2000-an lebih. Komunitas ini terdiri dari 22 club penggemar sepeda tua yang ada di Bali. Kemudian mereka bergabung menjadi anggota Kosti Bali. “Meski komunitasnya penggemar sepeda,

namun kegiatan kami juga lebih banyak ke sosial dan lingkungan,” ujar Ketua Kosti Bali Wayan Kuning Darmawan, Rabu (11/4).

Kuning menjelaskan, komunitas sepeda ini tidak melulu main sepeda saja. Banyak agenda yang dilakukan terkait dengan aksi-aksi kebersihan maupun sosial lainnya. Salah satunya, komunitas yang dipimpinnya ini pernah melakukan aksi kebersihan di seputaran lapangan Renon. Karena areal tersebut sering menjadi tempat nongkrong penggemar sepeda tua.

Baca juga:  IVCA Rekomendasikan Transportasi Ramah Lingkungam

“Banyak sekali sampah plastik yang ada di sekeliling kita, sehingga muncul ide untuk melakukan aksi kebersihan yang melibatkan masyarakat sekitar,” ujarnya.

Bukan hanya soal kebersihan, saat Gunung Agung erupsi beberapa waktu lalu, komunitas ini juga menjadi relawan. Mereka membantu warga yang sedang mengungsi, semampu yang mereka berikan. Selain itu, pihaknya juga ikut menjaga lingkungan sekitar agar bisa lebih baik. Misalnya saja, paku yang ada di pohon perindang mereka bersihkan. “Banyak paku yang masih tertancap di pohon bekas spanduk atau sejenisnya yang harus kita cabuti,” katanya.

Baca juga:  Pujawali Purnama Kalima di Pura Pasar Agung "Kasineb"

Terkiat dengan kegiatan komunitas, secara periodik mereka tetap melakukan pertemuan. Paling tidak dalam tiga bulan sekali, pertemuan dengan anggota pasti ada. Belum lagi saat car free day, sering kumpul bersama anggota komunitasnya.(asmara/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *