Sampah masyarakat bertumpuk di salah satu pinggir jalan di Karangasem. (BP/nan)

AMLAPURA, BALIPOST.com – Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPA) Butus di Desa Bhuana Giri, Karangasem, saat ini sudah nyaris overload. Kondisi ini cukup mengkhawatirkan karena volume sampah yang dihasilkan masyarakat makin meningkat.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Karangasem, I Nyoman Tari, Kamis (7/11) mengungkapkan, permasalahan sampah di Karangasem hingga kini memang belum bisa teratasi secara maksimal.

“Kiriman sampah dari Kota Karangasem perhari bisa sampai 40 – 50 ton. Jumlah ini belum terhitung kiriman sampah dari desa lain yang langsung buang tumpukan sampah ke TPA Butus, Buana Giri,” ucapnya.

Baca juga:  Bupati Suwirta Minta PKK Turut Pilah Sampah dan Rangkul Produk Rumahan Masuk E-Katalog

Tari mengatakan, dengan terus meningkatnya sampah masyarakat, TPA Butus nyaris overload. Saat ini, volume sampah di TPA Butus mencapai 95 persen dari kapasitasnya.

Jika dilihat, itu artinya ada sisa ruang kosong sekitar 5 persen. “TPA Butus tinggal menunggu waktu. Palingan Butus bisa dimanfaatkan sekitar setahun lagi,” katanya.

Menurut Tari, pihaknya sudah berkoordinasi dan komunikasi dengan Sekda Karangasem terkait alat untuk mengatasi sampah. Rencananya akan lakukan pengadaan alat insinerator di APBD Perubahan 2024, dan diharapkan pada 2025 bisa ditambah lagi alatnya.

Baca juga:  Gempa Berpusat di Lombok, 6 rumah di Pagayaman Rusak Berat

“Alat insinerator ini mampu olah sampah hingga 15 ton per hari. Dampak dari pengolahannya juga tidak besar. Ramah dengan lingkungannya. Asap yang dikeluarkan putih, tidak hitam seperti peralatan lainnya,” imbuhnya.

Anggaran yang diberikan sebesar Rp 4 milliar lebih untuk pengadaan satu unit alat. (Eka Parananda/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *