DENPASAR, BALIPOST.com – Tari Cak merupakan kesenian yang pernah berjaya di Desa Sumerta Kelod, Kecamatan Denpasar Timur, Kota Denpasar. Salah satu cak yang terkenal pada era tujuh puluhan itu adalah Cak Tanjung Bungkak.

Pada masa itu belum terjadi pemekaran wilayah, dan masih dalam Desa Sumerta. Tari Cak Tanjung Bungkak memiliki beberapa perbedaan dibandingkan dengan cak yang ditampilkan di beberapa tempat pertunjukan lainnya.

Baca juga:  Numpang Tinggal di Rumah Temannya, Pengangguran Gasak Sejumlah Barang

Perbedaannya itu terlihat pada gegendingan (lagu), dan gerakannya. Sedangkan untuk cerita yang dimainkan kemungkinan bisa sama, yakni kisah Ramayana.

Ketua Karang Taruna Desa Sumerta Kelod, I Wayan Nova Artha Wiguna menerangkan di masa tujuh puluhan hingga delapan puluhan Desa Sumerta memiliki kesenian Cak Tanjung Bungkak, Cak Bengkel, Cak Kedaton, dan lainnya. Namun kesenian tersebut terakhir kali ditampilkan di tahun delapan puluhan.

Baca juga:  Desa Megati Cegah Alih Fungsi Lahan Lewat “Kampung Alpukat”

Untuk itu, desa berupaya membangkitkan kembali kesenian itu dalam Festival Banjar Budaya. Hampir di setiap generasi dari masing-masing banjar turut dalam pementasan.

Dari upaya pelestarian budaya ini, diharapkan para generasi muda ingat dengan seni budaya yang pernah ada di daerahnya. Selain itu, diharapkan juga para generasi muda makin semangat melaksanakan kegiatan di banjar. Ini untuk menghidupkan kembali banjar dan semangat gotong royong.

Baca juga:  Pandemi COVID-19, Peluang Kembangkan Ekonomi Digital

Sementara menurut Perbekel Desa Sumerta Kelod, I Gusti Ketut Anom Suardana, Tari Cak Tanjung Bungkak sempat berjaya. Namun seiring perjalanan waktu dan arus globalisasi, penampilan cak ini mulai terkikis. (Eka Adhiyasa/balipost)

Tonton selengkapnya di video

BAGIKAN