DENPASAR, BALIPOST.com – Belanja secara online terus mengalami pertumbuhan secara signifikan dari tahun ke tahun. Tapi, tren belanja online ini agaknya tidak menjadi pilihan bagi sebagian masyarakat Bali.
Mereka lebih suka berbelanja secara offline dengan mempertimbangkan beragam hal. Kondisi ini terbukti dari pembelian produk elektronik secara offline yang masih cukup besar.
Membeli produk elektronik secara offline diakui salah satu warga, Dwi, merupakan pilihannya karena bisa melihat langsung barang yang diinginkan. Ia pun bisa membandingkan harga produk dari berbagai merek sehingga dapat menentukan pilihan yang sesuai dengan budget.
Hal yang sama diungkapkan Wayan Jaya yang ditemui Minggu (17/11) saat membeli televisi incarannya. Ia mengaku lebih suka pergi ke toko elektronik dan membeli secara offline ketimbang online. “Kalau beli secara langsung bisa melihat produknya dan merasakan kualitasnya. Apalagi kalau elektronik yang harus dicoba dulu sebelum dibeli. Beli secara online kan gak bisa mencoba langsung produknya, pengirimannya juga bisa berhari-hari,” ujarnya.
Diakui salah satu pelaku usaha produk elektronik, Richie Caisar Bumi, orang-orang masih ingin mencoba langsung produk yang akan dibelinya. Selain itu, umumnya mereka cenderung membandingkan langsung produk yang diinginkan dari berbagai merek sebelum memutuskan pilihannya.
Juga bertanya dengan pramuniaga terkait fungsi dari produk yang dibelinya. Bila ada kendala pada produk yang dibeli, toko offline dinilai lebih bisa dipercaya karena secara fisik bisa dikunjungi.
“Orang-orang masih ingin coba langsung, ingin tahu perbandingan produk yang diinginkan dengan produk sejenis dari merek berbeda,” ujar pria yang merupakan Direktur Grand Bumi Mas ini.
Ia pun mengakui seiring kemajuan zaman, adaptasi dengan menjual produk secara online juga dilakukan. Tokonya buka di sejumlah platform e-commerce.
Namun, jika dilihat dari porsi pasarnya, penjualan offline masih lebih banyak. “Kalau secara market share, penjualan offline masih lebih tinggi,” kata Richie ditemui usai perayaan HUT ke-5 Grand Bumi Mas.
Terkait masih tingginya penjualan secara oflline, ia menilai masyarakat cenderung memilih yang bisa dilihat langsung. Selain itu, beragam promo diskon, undian berhadiah, hingga aktivitas yang melibatkan konsumen juga menjadi alasan masyarakat membeli secara offline.
Ia mencontohkan dalam puncak perayaan yang digelar Minggu, ribuan masyarakat hadir karena adanya undian berhadiah sepeda motor dan puluhan produk elektronik. Meski 1 kupon undian baru bisa diperoleh dengan berbelanja Rp1,5 juta, jumlah kupon yang diundi mencapai sepuluh ribuan lembar.
“Di tengah era serba digital ini, kami berupaya tak hanya menjual tapi berupaya memberikan pengalaman berbelanja yang lebih baik,” sebutnya didampingi sang ayah, Franky Bumi yang sudah berkecimpung di bisnis produk elektronik sejak 30 tahun silam di Tabanan. (Diah Dewi/balipost)