SEMARAPURA, BALIPOST.com – KPU Klungkung menggelar simulasi pencoblosan di TPS 002 Desa Bumbungan, Kecamatan Banjarangkan, Minggu (17/11). Simulasi ini berjalan layaknya pemungutan suara seperti pada umumnya.
Ratusan warga yang memiliki hak pilih nampak memadati Balai Banjar Adat Bale Agung desa setempat. Dari pelaksanaan simulasi ini, KPU Klungkung menemukan sejumlah kendala di lapangan yang harus dievaluasi, agar pencoblosan nanti dapat berjalan lebih lancar.
Ketua KPU Klungkung I Ketut Sudiana, mengatakan simulasi ini sebagai upaya guna memastikan kesiapan KPPS (Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara) di TPS saat pelaksanaan pemungutan suara 27 November 2024 nanti. Setelah simulasi ini Sudiana menegaskan ada sejumlah evaluasi, untuk mencegah adanya kegaduhan saat pemungutan suara.
Evaluasi masih memungkinkan dilakukan, sebelum seluruh KPPS melaksanakan tugasnya pada proses pemilihan nanti. Evaluasi itu misalnya, saat kedatangan para pemilih, masih nampak numplek pada pagi hari.
Situasi ini membuat KPPS kewalahan, karena kedatangan pemilih yang cukup banyak disaat bersamaan. Selain itu, juga khusus kedatangan pemilih difabel, ibu hamil, orangtua atau lansia.
Pemilih kategori ini harus mendapat prioritas, karena mengalami kendala pada fungsi jasmaninya. “Linmasnya juga harus tegas, agar tidak terjadi gesekan ketika pemilih datang dalam jumlah banyak, sehingga tidak ada kepanikan,” katanya.
Setelah mencoblos dan warga hendak memasukan hasil ke kotak suara, KPPS yang tugasnya membantu memasukkan ke kotak suara, juga harus jeli. Ini menjadi poin penting agar hasil coblosan antara Pilgub Bali dan Pilkada Klungkung tidak tertukar.
Warga yang mencoblos harus dipandu, surat suara mana yang dimasukkan ke kotak suara Pilgub Bali dan kotak suara Pilkada Klungkung. “Antara surat suara yang dikeluarkan dan dipakai, dengan kehadiran jumlah pemilih ini harus sesuai. Berapa kehadiran pemilih, berapa jumlah surat suara yang digunakan,” tegasnya.
Guna meningkatkan partisipasi pemilih, KPU Klungkung akan memprioritaskan kelompok rentan seperti, lansia, penyandang disabilitas, dan ibu hamil saat pelaksanaan pencoblosan Pilkada 2024. Ini bertujuan untuk memastikan hak pilih dari kelompok rentan tersebut dapat terlaksana dengan nyaman dan aman.
Jangan sampai lansia, penyandang disabilitas maupun ibu hamil terlalu lama mengantri. Ini menjadi bagian dari upaya meningkatkan angka partisipasi pemilih. (Bagiarta/balipost)