Ketum Perhumas Boy Kelana saat membuka hari kedua World PR Forum 2024 di Nusa Dua, Rabu (20/11/2024). (BP/Istimewa)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Perhumas Indonesia berkomitmen menjadikan komunikasi sebagai mesin perubahan yang positif dan bermakna serta menjangkau setiap sudut masyarakat. Ketua Umum Perhumas Indonesia, Boy Kelana mengatakan, saat ini hubungan masyarakat telah berkembang lebih dari sekadar komunikasi strategis.

“Sebagai anggota dari asosiasi PR global, Perhumas berkomitmen untuk mendukung misi penting ini. Kami memiliki visi yang sama, bahwa PR dan para pemimpin dunia, sebagai kekuatan sebagai kekuatan yang tidak hanya memberikan pengaruh, namun juga pengaruh yang etis dan terarah yang memprioritaskan kebaikan bersama. Karena itu kami mendorong pemimpin dunia untuk menjadikan komunikasi sebagai mesin perubahan yang positif,” kata Boy Kelana saat memberikan kata sambutan di hari kedua World Public Relations Forum (WPRF) 2024, Rabu (20/11) di Nusa Dua, Badung.

Baca juga:  Lakalantas Maut di Kuta, Dua Meninggal dan Dua Kritis

WPRF yang diselenggarakan oleh Global Alliance bersama Perhumas Indonesia dan Katadata Indonesia ini dihadiri oleh 1.400 peserta dari dalam dan luar negeri. Total ada 22 negara yang mengirimkan perwakilannya ke WPRF 2024.

Boy menambahkan, seluruh anggota Perhumas Indonesia memiliki kesempatan untuk membentuk narasi yang membangun kepercayaan, menginspirasi harapan, dan menyatukan orang-orang menuju solusi yang berkelanjutan. “World Public Relations Forum juga akan mengeksplorasi kontribusi Indonesia terhadap ekosistem PR yang berkelanjutan dan tangguh. Kami percaya bahwa keberlanjutan sangat penting bagi masa depan pendekatan lapangan kami yang tidak hanya menghormati lingkungan, tetapi juga ekosistem sosial yang menopang kepercayaan dan pemahaman publik,” jelas Boy.

Baca juga:  Ini, Kunci Sukses Jalin Komunikasi

Menurut Boy, praktisi humas dan juga komunikasi harus bisa menginspirasi dunia yang semakin kompleks dan kaya akan informasi dengan menjaga kepercayaan. “Komunikasi yang bertanggung jawab berarti kita harus mampu mengelola informasi dengan bijak, menghindari penyebaran berita palsu, dan memastikan bahwa kita berkontribusi dalam diskusi yang konstruktif, mempromosikan inklusi dan keragaman,” jelas Boy.

Presiden Global Alliance Justin Green mengungkapkan, lanskap komunikasi saat ini sudah berubah dengan hadirnya kecerdasan buatan. “AI tidak akan mengambil pekerjaan. Orang yang tidak tahu cara menggunakan AI akan kehilangan pekerjaan. AI tidak akan pernah tahu bagaimana rasanya membeli rumah. Memiliki keluarga yang tumbuh besar di rumah itu, dan kemudian kehilangan rumah itu karena bencana alam. Masa depan kecerdasan buatan adalah kecerdasan emosional,” kata Justin.

Baca juga:  Hanura Jembrana Hengkang dari Fraksi Demokrat Jaya

Justin menambahkan, Global Alliance dan anggotanya di seluruh dunia adalah salah satu pemberi pengaruh terbesar di dunia. “Kami adalah hati nurani dari lingkungan industri besar. Kita adalah penjaga perubahan iklim. Kami adalah polisi yang menindak pelanggaran. Namun, yang paling penting, kita bersama-sama memperjuangkan kesetaraan dan keadilan bagi semua,” tegas Justin. (kmb/balipost)

BAGIKAN