peneliti di Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (UI) I Gede Dewa Karma Wisana berbicara dalam Social Security Summit 2024 yang diselenggarakan Selasa (26/11). (BP/Istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Jaminan sosial merupakan salah satu cara agar pekerja dapat merasakan hidup layak di masa tuanya. Sehingga, Jaminan Hari Tua (JHT) menjadi hal yang mutlak dimiliki para pekerja saat masih aktif bekerja dan memperoleh pendapatan. Demikian mengemuka dalam Social Security Summit 2024 yang diselenggarakan Selasa (26/11).

Menurut staf ahli bidang pengeluaran negara Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Sudarto setelah bekerja, seharusnya naker tidak cemas, karena ada jaminan sosial. Ia pun mendorong skema yang tepat guna mempercepat perluasan kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan.

Pasalnya, peserta aktif BPJS Ketenagakerjaan hingga Oktober 2024 baru mencapai 40,83 juta. Padahal, jumlah pekerja formal dan informal sekitar 150 juta.

Baca juga:  Kapal Patroli Tabrak Kapal Tongkang, Polisi Asal Bangli Meninggal

“Bahkan saat ini yang ikut jaminan pensiun mungkin hanya sekitar 14 juta, yang ikut jaminan JHT itu sekitar 16 juta dari 140-145 juta pekerja. Ini yang jadi konsen kita, jangan sampai kita dan teman-teman kita begitu pensiun dapetnya bansos, artinya apa, membebani APBN,” jelas Sudarto dalam keterangan tertulisnya.

Hal senada juga menjadi perhatian peneliti di Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (UI) I Gede Dewa Karma Wisana. Ia menegaskan pentingnya dividen atau pendapatan untuk di masa tua.

Sebab, menurutnya ketika pekerja memasuki usia lansia, jumlah pengeluaran akan jauh lebih besar daripada pendapatan. Sehingga JHT menjadi solusi penting agar tetap pekerja terap hidup layak dan cukup meski sudah tak produktif lagi.

Baca juga:  Didukung BRI, "Garuda Muda Mendunia’" Selenggarakan Coaching Clinic Bersama Radja Nainggolan

“Kami di demografi sangat peduli soal siklus hidup. Kita perlu memikirkan dividen-nya, perlu menyiapkan dividen dari bonus demografi yang ada,” ujarnya.

Karma turut mendorong para pekerja yang masih produktif dan punya pendapatan untuk mempersiapkan di hari tua, salah satunya melalui JHT.

“Jadi kita berencana menyiapkan strategi agar penduduk yang sekarang produktif tidak hanya memiliki pendapatan yang cukup dan hidup layak, tapi mampu menyiapkan hari tua. Sehingga, konsumsinya bisa mencukupi lewat pendapatan atau income investasi yang sudah mereka kumpulkan saat muda hari ini,” terangnya.

Baca juga:  Stimulus Pekerja, BP Jamsostek Denpasar Sebut Sudah Segini Rekening Terdata

Sementara itu, Kepala Kantor Wilayah BPJamsostek Bali, Nusa Tenggara dan Papua (Banuspa) Kuncoro Budi Winarno mengatakan terus berupaya meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya JHT. Kuncoro menyebutkan program ini tidak hanya memberikan jaminan finansial saat pensiun, tetapi juga ketenangan bagi pekerja selama masa produktif.

“Kami terus mengupayakan peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya JHT, baik untuk pekerja formal maupun informal. Dengan menjadi peserta aktif, mereka dapat menjalani masa tua yang lebih sejahtera dan mandiri,” ujarnya. (Citta Maya/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *