DENPASAR, BALIPOST.com – Prestasi membanggakan kembali diraih Civitas Institut Bisnis dan Teknologi Indonesia (INSTIKI). Melalui inovasi teknologi di bidang sumber daya alam dan lingkungan hidup, INSTIKI dianugerahi penghargaan bergengsi sebagai Inovator Bidang Inovasi Teknologi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup.
Anugerah Adi Karya Nugraha Kabupaten Badung Tahun 2024 diberikan oleh Badan Riset dan Inovasi Daerah Kabupaten Badung (Brida Badung). Prestasi ini diraih berkat inovasi Green Trash System (GRAS), sebuah tempat sampah edukatif yang memberikan pendekatan baru dalam mengatasi permasalahan sampah.
Penganugerahan ini merupakan salah satu rangkaian acara dalam perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-15 Kota Mangupura yang berlangsung meriah di Gedung Balai Budaya Giri Nata Mandala pada Senin (18/11). Acara tersebut menjadi momen istimewa dengan kehadiran langsung Plt. Bupati Badung, I Ketut Suiasa, yang memberikan apresiasi terhadap berbagai inovasi dan kontribusi yang dihadirkan dalam perayaan tersebut.
GRAS dikembangkan oleh tim civitas INSTIKI dengan diketuai oleh dosen INSTIKI, Ir. I Gusti Made Ngurah Desnanjaya, S.T., M.T, serta beranggotakan empat dosen INSTIKI lainnya, yaitu Dr. I Kadek Budi Sandika, S.T., M.Pd, Ir. Ida Bagus Gede Sarasvananda, S.Kom., M.Cs, Ir. I Komang Arya Ganda Wiguna, S.Kom., M.Cs, dan Putu Wirayudi Aditama, S.Kom., M.Kom. Tidak hanya melibatkan para dosen INSTIKI, pengembangan GRAS ini juga berkolaborasi dengan melibatkan mahasiswa INSTIKI.
Kolaborasi antara dosen bersama dengan mahasiswa INSTIKI ini menjadi bagian penting dalam kesuksesan pengembangan teknologi tersebut, sekaligus mencerminkan semangat sinergi civitas INSTIKI dalam mendorong kemajuan inovasi teknologi yang bermanfaat bagi masyarakat luas.
Dr. I Kadek Budi Sandika, S.T., M.Pd menjelaskan ide awal pengembangan teknologi GRAS karena masih kurang efektifnya pemilahan sampah di Desa Pecatu, Badung. Inovasi ini lahir dari kebutuhan untuk meningkatkan efektivitas pengelolaan sampah di desa tersebut.
Sejak 2017, Desa Pecatu telah berupaya mengelola sampah secara terintegrasi melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Walaupun demikian, masih terdapat kendala seperti kurangnya kesadaran masyarakat untuk memilah sampah secara benar.
Kondisi ini mendorong tim civitas INSTIKI untuk menciptakan inovasi alat GRAS yang tidak hanya menjadi solusi praktis, tetapi juga mampu memberikan edukasi berkelanjutan kepada masyarakat mengenai pentingnya pengelolaan sampah yang baik.
Ia memaparkan GRAS adalah tempat sampah edukatif yang dirancang dengan konsep yang berbeda dan mutakhir. Alat ini bekerja dengan mendeteksi apakah sampah organik, anorganik, dan logam yang dimasukkan ke dalam alat sudah sesuai dengan kategori tempat sampah yang benar.
Jika sampah yang dimasukkan tidak sesuai, alat ini akan meminta pengguna untuk mengambil kembali sampah tersebut dan membuangnya ke tempat yang tepat. Melalui mekanisme ini, GRAS diharapkan dapat melatih kebiasaan masyarakat untuk memilah dan membuang sampah sesuai dengan jenisnya, sehingga kesadaran terhadap pengelolaan sampah dapat meningkat.
Berkat inovasi solutif yang dihasilkan, civitas INSTIKI berhasil meraih penghargaan bergengsi sebagai Inovator Bidang Inovasi Teknologi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup dalam Anugerah Adi Karya Nugraha Kabupaten Badung Tahun 2024. Penghargaan ini menjadi bukti nyata atas kontribusi civitas INSTIKI dalam menghadirkan solusi inovatif di bidang sumber daya alam dan lingkungan hidup.
“Kami ingin alat ini tidak hanya digunakan di Desa Pecatu, tetapi juga memberikan manfaat di berbagai wilayah lain yang membutuhkan solusi edukasi dalam pengelolaan sampah,” kata Dr. I Kadek Budi Sandika, S.T., M.Pd.
Ia berharap ke depannya semakin banyak lagi inovasi yang dapat dikembangkan oleh civitas INSTIKI sehingga dapat melahirkan berbagai terobosan baru di berbagai bidang. (adv/balipost)