Aparat kepolisian melakukan olah TKP, Senin (2/12). (BP/Istimewa)

SEMARAPURA, BALIPOST.com – Seorang siswa SMP berinisial NPS (14) meninggal setelah kesetrum saat menyetrika pakaian sekolah, Senin (2/12). Siswa salah satu SMP Negeri di Klungkung ini, sempat dilarikan ke RSUD Klungkung namun, nyawanya tak tertolong lagi.

Siswa SMP ini awalnya melakukan rutinitas pagi seperti biasa. Mulai dari sarapan pagi hingga mempersiapkan seragam sekolah.

Sang ibu mengaku saat itu sempat melihat anaknya, kemudian pergi ke kamar mandi. Namun, belum lama berada di dalam kamar mandi, dia mendengar anaknya berteriak memanggilnya.

Ia bergegas keluar untuk mengecek situasi dan sumber suara itu dengan mencari anaknya. Sang anak dilihat terkapar di lantai kamar dengan posisi alat setrika masih menempel di leher anaknya.

Baca juga:  Dari Gempabumi Guncang Kuta hingga Poso Diguncang Gempa

Sang ibu mengambil langkah cepat dengan segera mencabut colokan dan mengamankan anaknya. Namun, situasinya benar-benar genting, karena sang anak sudah dalam keadaan tak sadarkan diri.

Sang ayah dan seorang saksi dipanggil untuk memberikan pertolongan. Mereka membawa korban ke UGD RSUD Klungkung, sekitar pukul 08.00 WITA. Tiba di RSU mereka langsung mendapatkan penanganan medis dari dokter dan perawat jaga. “Saat datang, kondisi korban sudah tidak sadarkan diri. Ada luka pada bagian dada. Sempat dilakukan RJP (Resusitasi Jantung Paru) namun nyawa korban tidak tertolong,” terang Humas RSUD Klungkung I Gusti Putu Widiyasa.

Baca juga:  Pria Ditemukan Tak Bernyawa di Kamar Kos

Hasil pemeriksaan dokter, korban mengalami Cardiac Arrest Electrical Injury, Venticular Pibrilassi (cedera listrik henti jantung). Pihak keluarga tidak melaporkan peristiwa itu ke pihak aparat kepolisian, karena menganggap peristiwa itu sebagai musibah.

Aparat kepolisian dari Polres Klungkung bersama aparat Polsek Dawan tetap melakukan olah tempat kejadian perkara guna memastikan penyebab kematian korban.

Kasi Humas Polres Klungkung Iptu Agus Widiono seizin Kapolres AKBP Afons W.P Letsoin, membenarkan peristiwa tersebut. Meski tidak dilaporkan, pihak kepolisian tetap melaksanakan olah TKP. Tujuannya untuk mengumpulkan keterangan langsung dari TKP perihal peristiwa nahas terhadap siswa kelas 2 SMP ini.

Baca juga:  Tabrak Bus, Pengendara Sepeda Motor Tewas

Dia berharap dari peristiwa ini agar warga lebih berhati-hati menggunakan peralatan yang terhubung langsung dengan aliran listrik. Sebab, risikonya sangat tinggi, jika terjadi konsleting pada peralatan, dapat menyebabkan penggunanya tersengat listrik hingga meninggal. (Bagiarta/balipost)

BAGIKAN