Tangkapan layar Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti, Jakarta, Senin (2/12/2024). (BP/Ant)

 

JAKARTA, BALIPOST.com – Tingkat inflasi tahunan pada November 2024 sebesar 1,55 persen. Hal itu disampaikan Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti.

“Terjadi peningkatan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 104,71 pada November 2023 menjadi 106,33 pada November 2024,” ujarnya, di Jakarta, dikutip dari kantor berita Antara, Senin (2/12).

Berdasarkan kelompok pengeluaran, inflasi tahunan didorong oleh kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan inflasi sebesar 1,68 persen dan memberikan andil 0,48 persen terhadap inflasi umum.

Baca juga:  Waspada, Wisatawan Meningkat Picu Inflasi

Komoditas dengan andil inflasi terbesar pada kelompok ini adalah Sigaret Keretek Mesin (SKM) dengan andil 0,13 persen, beras dan bawang merah masing-masing memberikan andil 0,11 persen. Komoditas lain yang juga memberikan andil inflasi cukup besar adalah kopi bubuk 0,10 persen, minyak goreng 0,09 persen, tomat dan bawang putih masing-masing 0,06 persen, dan daging ayam ras 0,05 persen.

Di luar kelompok makanan, minuman, dan tembakau, komoditas lain yang memberikan andil cukup signifikan adalah emas perhiasan dan nasi dengan lauk masing-masing 0,36 persen dan 0,06 persen.

Baca juga:  Kunjungan Wisman Tertinggi Sejak Awal Pandemi, Bandara Ini Penyumbang Terbanyak

Inflasi tahunan pada November 2024 juga terjadi pada seluruh komponen, mulai dari komponen inti yang mengalami inflasi tahunan sebesar 2,26 persen.

Komponen ini memberikan andil inflasi terbesar dengan andil inflasi sebesar 1,44 persen dengan dominasi komoditas antara lain dari emas perhiasan, kopi bubuk, minyak goreng, nasi dengan lauk, dan sewa rumah.

Untuk komponen harga diatur pemerintah, mengalami inflasi tahunan 0,82 persen dengan memberikan andil inflasi sebesar 0,16 persen. Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi adalah SKM, sigaret keretek tangan, dan sigaret putih mesin.

Baca juga:  Inflasi Bali di Atas Nasional, Masyarakat Harus Berhemat

Pada komponen harga bergejolak, mengalami deflasi sebesar 0,32 persen dengan andil deflasi 0,05 persen. Komoditas yang dominan memberikan andil deflasi adalah cabai merah dan cabai rawit.

“Secara tahunan, seluruh provinsi mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Papua Tengah yaitu sebesar 4,35 persen, sedangkan inflasi terendah terjadi di Kepulauan Bangka Belitung yang sebesar 0,22 persen,” ujar Plt Kepala BPS itu pula. (Kmb/Balipost)

 

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *