Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia (Kemnaker RI), Yassierli, saat membuka Temu Karya Mutu dan Produktivitas Nasional (TKMPN) XXVIII atau National Quality and Productivity Convention (NQPC) di Badung, Selasa (3/12) malam. (BP/par)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Produktivitas sumber daya manusia (SDM) pekerja di Indonesia masih tergolong rendah jika dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya. Kondisi ini menjadi tantangan serius yang memerlukan perhatian khusus untuk meningkatkan kompetensi tenaga kerja agar lebih sesuai dengan kebutuhan industri.

Hal ini disampaikan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia (Kemnaker RI), Yassierli, saat membuka Temu Karya Mutu dan Produktivitas Nasional (TKMPN) XXVIII atau National Quality and Productivity Convention (NQPC) di Badung, Selasa (3/12) malam.

“Kita menghadapi tantangan besar terkait kualitas SDM tenaga kerja kita. Dalam hal human capital index, tingkat produktivitas, dan proporsi pendidikan tenaga kerja, kita masih tertinggal dibandingkan dengan negara-negara ASEAN. Namun, kami optimis bahwa pada 2025 kita dapat mewujudkan cita-cita menuju Indonesia Emas,” ujar Yassierli.

Baca juga:  Dari Segini Kemampuan Oksigen KRI Nanggala-402 hingga Operasi Penyelamatan KRI Nanggala-402

Ia menjelaskan, untuk menghadapi tantangan tersebut, pemerintah perlu memanfaatkan momentum seperti TKMPN untuk membangun strategi kolaboratif. Diskusi dengan para pakar dan pemangku kepentingan terkait inovasi dan peningkatan produktivitas dinilai sangat penting untuk menghasilkan tenaga kerja yang lebih kompetitif di pasar global.

Kementerian Ketenagakerjaan telah menyusun berbagai langkah strategis untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja. Salah satu upaya utama adalah menciptakan kurikulum berbasis industri, sertifikasi vokasi, dan program pelatihan upskilling serta reskilling.

“Kami menargetkan pelatihan untuk satu juta tenaga kerja pada tahun 2025. Target ini membutuhkan kolaborasi yang luar biasa antara pemerintah, sektor swasta, dan lembaga pendidikan. Selain itu, fokus kami juga pada penyiapan tenaga kerja di sektor-sektor strategis dengan memanfaatkan teknologi dan kecerdasan buatan (AI) melalui platform Siap Kerja,” tambah Yassierli.

Baca juga:  Peralihan Pengelolaan SMA dan SMK, Tunggu Kesiapan SDM Provinsi

Menurut Yassierli, salah satu kunci keberhasilan peningkatan produktivitas tenaga kerja adalah membangun ekosistem kerja yang didukung oleh kolaborasi lintas kementerian, institusi, perbankan, dan pemerintah daerah. Ekosistem ini bertujuan menciptakan sinergi dalam memperluas lapangan kerja dan menyiapkan tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan industri.

Selain itu, Kemenaker juga fokus pada kesejahteraan tenaga kerja melalui peningkatan jaminan sosial ketenagakerjaan dan struktur upah yang lebih adil. “Peningkatan daya saing tenaga kerja Indonesia adalah fokus besar kami. Ini tidak hanya penting untuk mengatasi tantangan domestik, tetapi juga untuk memastikan Indonesia dapat bersaing di pasar global,” tegasnya.

Baca juga:  Dukung Inovasi Industri Kreatif 4.0, Sampoerna Dorong Kemandirian dan Daya Saing Bangsa

Yassierli menutup pernyataannya dengan menekankan pentingnya komitmen bersama untuk mencapai visi Indonesia Emas 2025. Ia berharap langkah-langkah strategis yang diambil pemerintah dapat membawa perubahan signifikan dalam meningkatkan produktivitas dan inovasi tenaga kerja Indonesia. “Ini adalah cita-cita besar yang memerlukan kerja sama semua pihak. Dengan inovasi dan strategi yang tepat, kita optimis dapat membawa tenaga kerja Indonesia ke level yang lebih tinggi,” tutupnya. (Parwata/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *