BANGLI, BALIPOST.com – Dinas Perhubungan Kabupaten Bangli menghadapi tantangan dalam mengoptimalkan potensi pendapatan dari retribusi parkir. Kendala utama yang dihadapi adalah sulitnya mencari tenaga sebagai petugas parkir.
Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Bangli I Wayan Suastika mengungkapkan hal itu Senin (9/12). Dia mengatakan dalam mengoptimalkan potensi pendapatan parkir, pihaknya berencana memperluas area pungutan.
Pihaknya telah melirik beberapa lokasi baru seperti Banjar Bangun Lemah, Desa Apuan yang dinilai memiliki potensi pendapatan yang cukup besar. Di wilayah itu terdapat sebuah rumah makan yang ramai pengunjung. Kendaraan pengunjung parkir di tepi jalan.
Hanya saja untuk melakukan pungutan parkir di sana, pihaknya terkendala tenaga parkir. “Kadang-kadang kami cari jukirnya susah. Yang di Jalan Erlangga saja sudah lama kita rencanakan, baru Mei bisa kami realisasikan karena memang susah cari petugas jukir,” ungkapnya.
Pihaknya tidak tahu secara pasti apa penyebab minimnya minat warga untuk jadi juru parkir. Selama ini Dinas Perhubungan Kabupaten Bangli memberikan upah juru parkir dengan sistem bagi hasil retribusi. Besarannya 20 persen dari hasil pungutan retribusi yang disetorkan. Jam kerjanya, tidak dipatok. Tergantung kondisi di lapangan. “Mereka yang mengatur di sana,” ujarnya.
Saat ini Dinas Perhubungan Kabupaten Bangli melakukan pungutan parkir di sejumlah titik antara lain Pasar Kidul, Pasar Yangapi, Pasar Kayuambua, dan Pasar Singamandawa. Selain itu juga di Alun-alun Bangli, tepi Jalan Tirta Gaduh kawasan LC Uma Aya, Jalan Kusuma Yudha dan Jalan Erlangga.
Dari Rp 544.080.000 target pendapatan retribusi parkir yang dipasang Dishub Bangli tahun 2024, hingga November sudah tercapai Rp 524.250.000 atau sekitar 96,36 persen. Suastika mengaku optimis pihaknya dapat memenuhi target tersebut hingga akhir tahun ini. (Dayu Swasrina/balipost)
