DENPASAR, BALIPOST.com – Direktur Pengelolaan Imunisasi Kementerian Kesehatan dr. Prima Yosephine, M.K.M, pada Selasa (10/12) mengatakan jika tanpa intervensi apa pun, diperkirakan lebih dari 1,7 juta perempuan di Indonesia akan meninggal karena kanker leher rahim pada tahun 2070. Dan jumlahnya akan meningkat menjadi hampir 4 juta perempuan pada 2120.
Ia membeberkan kanker leher rahim menduduki urutan kedua kanker paling berisiko bagi perempuan di Indonesia. Jumlahnya mencapai 36.964 kasus baru pada 2022. Angka kematian akibat penyakit ini pun tergolong tinggi, sebanyak 50 persen perempuan yang didiagnosis menderita kanker leher rahim meninggal karena terdeteksi pada stadium lanjut.
Untuk menanggulangi penyebaran penyakit berbahaya ini, pada 2023 lalu, Rencana Aksi Nasional (RAN) Eliminasi Kanker Leher Rahim di Indonesia (tahun 2023-2030) telah dideklarasikan. Pelaksanaannya dipimpin oleh Kementerian Kesehatan.
Kanker leher rahim merupakan penyakit mematikan dan menjadi salah satu beban pembiayaan negara tertinggi. Faktanya studi menunjukkan bahwa penyebaran kanker leher rahim ini bisa dicegah, salah satunya melalui imunisasi.
“Inilah mengapa pemerintah berkomitmen memberikan imunisasi HPV sebagai bagian dalam upaya pencegahan dalam penyebaran kanker leher rahim,” ujarnya.
Sebagai upaya percepatan, pemberian imunisasi gratis yang terintegrasi dengan Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) bagi anak perempuan usia 11 dan 12 tahun kelas 5 dan 6 atau setara. “Cakupan imunisasi HPV sudah cukup baik saat ini. Namun, bukan tanpa tantangan. Sosialisasi yang belum maksimal menjadi salah satu tantangan yang perlu kita atasi bersama,” ujarnya.
Imunisasi Kejar adalah program pemerintah yang diselenggarakan untuk membantu melengkapi imunisasi anak yang terlewat.
Ditambahkan, dukungan multi sektor diperlukan untuk membangun kesadaran di masyarakat terkait urgensi imunisasi dan kejar imunisasi HPV, guna mencapai cakupan yang lebih tinggi serta lebih luas.
“Kegiatan sosialisasi seperti yang kita lakukan hari ini diperlukan, untuk kembali memperkuat pemahaman masyarakat akan pentingnya imunisasi HPV dalam mencegah penyebaran kanker leher rahim. Tak hanya itu, dukungan dan peran aktif multisektor dan mitra terkait sangat diperlukan untuk kesuksesan pelaksanaan imunisasi HPV. Kita semua punya peranan penting untuk membangun Indonesia yang lebih sehat, dan bebas dari kanker leher rahim,” ujarnya.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, Dr. dr. I Nyoman Gede Anom, M.Kes. mengatakan, sebagai salah satu provinsi dengan cakupan imunisasi HPV tertinggi untuk siswa kelas 5 dan 6 atau setara di 2024, pihaknya didukung seluruh lapisan masyarakat antusias dengan program kejar imunisasi HPV.
“Dengan pelaksanaan edukasi hari ini, kami berharap pelaksanaan kejar imunisasi HPV di seluruh kabupaten kota di wilayah Bali dapat terlaksana dengan baik dan mencapai akses cakupan yang tinggi dan merata,” ujarnya.
Dokter spesialis anak, Dr. dr. Ketut Dewi Kumara, Sp.A(K) menyampaikan, imunisasi HPV tidak hanya memberikan perlindungan dari infeksi HPV, tetapi juga menekan risiko kanker leher rahim secara signifikan. Rekomendasi WHO menyebut imunisasi HPV lebih efektif diberikan pada perempuan usia remaja, atau yang belum berisiko terpapar virus.
Penelitian juga menunjukkan bahwa imunisasi HPV aman diberikan dan efektif mencegah penyebaran kanker leher rahim. Pemberian imunisasi HPV pada anak perempuan penting dilakukan, sebagai langkah perlindungan untuk menjaga kualitas kesehatan jangka panjang mereka. “Karena, pemberian imunisasi bukanlah sebuah kewajiban, tapi hak kita semua untuk bisa sehat,” ujarnya.
Managing Director MSD Indonesia, George Stylianou mengatakan, sebagai mitra aktif Kementerian Kesehatan, MSD Indonesia menggagas kampanye edukasi kesehatan “Tenang untuk Menang.” Kampanye ini menjadi salah satu upaya kolaboratif, yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat akan pentingnya pencegahan kanker leher rahim, salah satunya melalui imunisasi HPV, yang dalam jangka panjangnya dapat memberikan dampak bagi kualitas kesehatan generasi muda Indonesia.
“Melalui kampanye ini besar harapan kami bahwa setiap langkah kecil yang dilakukan dapat memberikan ketenangan. Sehingga bersama-sama kita bisa menang melawan penyebaran kanker leher rahim di Indonesia,” tutupnya. (Citta Maya/balipost)