Djoko Subinarto. (BP/Istimewa)

Oleh  Djoko Subinarto

Warisan politik dapat turut membangun demokrasi yang lebih sehat, lebih kuat, dan lebih andal, yang mengabdi pada kepentingan dan aspirasi semua warga. Bukan pada kepentingan dan aspirasi keluarga elite semata.

Warisan politik merupakan hal penting yang perlu dimiliki oleh sebuah bangsa. Ia mencakup kumpulan keyakinan-keyakinan politik, nilai-nilai, pranata, praktik serta tradisi politik yang diturunkan dari satu generasi ke generasi lainnya.

Para politisi memainkan peran sentral dalam mewariskan warisan politik kepada generasi mendatang. Masa depan sebuah bangsa bakal turut dipengaruhi oleh warisan politik yang dimilikinya. Kenapa? Terdapat beberapa alasan untuk hal ini. Pertama, membentuk budaya politik. Warisan politik membentuk budaya politik, mempengaruhi minda, keyakinan, dan sikap warga terhadap pemerintahan maupun partisipasi politik warga.

Kedua, mempengaruhi kebijakan. Warisan politik dapat mempengaruhi pilihan kebijakan yang dibuat oleh para pengambil keputusan dan pembuat kebijakan.

Ketiga, menentukan desain institusi. Warisan politik turut pula mempengaruhi desain dan fungsi institusi politik, termasuk sistem pemerintahan, proses pemilihan umum, dan kerangka hukum.

Baca juga:  Konektivitas dan Digitalisasi Industri Pariwisata

Keempat, membimbing perilaku politik. Politisi dan pembuat kebijakan sering dipengaruhi oleh warisan politik sebelumnya, yang membentuk perilaku, pengambilan keputusan, dan gaya kepemimpinan mereka ke depan.

Kelima, membangun kohesi sosial. Warisan politik dapat mempengaruhi kohesi sosial dan persatuan nasional dengan membentuk identitas kolektif, narasi, dan simbol yang mengikat warga bersama. Singkatnya, warisan politik suatu bangsa memainkan peran penting dalam membentuk arah masa depan sebuah bangsa. Warisan politik yang kuat dan konstruktif, yang mengacu pada nilai-nilai demokrasi, tata kelola pemerintahan yang baik dan etis, mempromosikan kesejahteraan, serta selalu selalu menjunjung tinggi supremasi hukum perlu kita ikhtiarkan.

Bangsa-bangsa yang memiliki warisan politik seperti itu umumnya memiliki sejarah cemerlang dalam penghormatan atas hak-hak asasi manusia, mengedepankan kepentingan warga negara, dan selalu  mempraktikkan transparansi serta akuntabilitas dalam tata kelola pemerintahan. Mereka memprioritaskan prinsip-prinsip demokrasi seperti kebebasan berbicara, pemilu yang adil dan jujur, lembaga yudikatif yang independen, dan keseimbangan antara cabang-cabang kekuasaan.

Baca juga:  Pengaruh Indonesia dalam G20

Di lingkungan masyarakat dengan warisan kekuasaan yang kuat, transfer kekuasaan mungkin terjadi melalui suksesi turun-temurun, di mana posisi kepemimpinan diwariskan oleh keturunan keluarga penguasa — dengan berbagai cara dan upaya. Selain itu, warisan kekuasaan juga dapat melibatkan jaringan patronase, di mana individu memperoleh pengaruh melalui hubungan pribadi, aliansi, atau afiliasi dengan struktur kekuasaan yang mapan.

Sebagian politisi cenderung lebih memusatkan perhatian mereka pada warisan kekuasaan ketimbang warisan politik. Salah satunya karena adanya alasan historis. Di banyak masyarakat, termasuk masyarakat kita, ada tradisi panjang di mana kekuasaan terpusat dalam keluarga-keluarga tertentu atau lingkaran elite. Akses ke sumberdaya bisa jadi sebagai alasan kenapa sebagian politisi kita cenderung lebih mementingkan warisan kekuasaan. Kita sama-sama paham bahwa kekuasaan seringkali terkait dengan kontrol atas sumber daya yang signifikan dan penguasaan jejaring pengaruh.

Sebagian politisi mungkin mencoba untuk menyelaraskan diri dengan struktur kekuasaan yang ada demi mendapatkan akses ke sumber daya yang dapat memudahkan pencapaian ambisi dan agenda politik mereka. Alasan lainnya untuk lebih mementingkan warisan kekuasaan yaitu untuk memelihara status quo. Dengan modal warisan kekuasaan memungkinkan sebagian politisi mempertahankan status quo dan melindungi kepentingan keluarga elite penguasa dan sekaligus mengamankan posisi pengaruh serta privilese mereka sendiri dalam hirarki politik.

Baca juga:  Mengkreasi Kota Polisentris

Warisan kekuasaan sendiri dapat mempengaruhi warisan politik dengan cara membentuk struktur kepemimpinan, praktik pemerintahan, dan distribusi kekuasaan politik. Sebaliknya, warisan politik juga dapat mempengaruhi legitimasi dan stabilitas struktur kekuasaan serta norma-norma yang mengatur penggunaan wewenang kekuasaan.

Dengan memberikan warisan politik yang kuat dan konstruktif, yang mengacu pada nilai-nilai demokrasi, tata kelola pemerintahan yang baik dan etis, institusi inklusif yang mempromosikan kesejahteraan warga dan selalu menjunjung tinggi supremasi hukum, para politisi dapat turut membangun demokrasi yang lebih sehat, lebih kuat, dan lebih andal, yang mengabdi pada  kepentingan serta aspirasi semua warga. Bukan mengabdi pada kepentingan dan aspirasi keluarga elite semata.

Penulis, Kolumnis dan Blogger

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *