Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Badung mulai menggunakan armada Crawler Carrier untuk menangani persoalan sampah kiriman di pantai-pantai kawasan Badung. (BP/Par)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Badung mulai menggunakan armada Crawler Carrier untuk menangani persoalan sampah kiriman di pantai-pantai kawasan Badung. Kendaraan khusus beroda rantai ini diharapkan mampu meningkatkan efektivitas penanganan sampah yang biasanya menumpuk di musim angin barat.

Kepala Bidang Pengelolaan Kebersihan dan Limbah B3 DLHK Badung, AA Gede Dalem, menjelaskan bahwa dua unit Crawler Carrier dikerahkan ke pantai-pantai strategis. Salah satu unit dilengkapi alat pencapit yang memudahkan pengangkatan batang-batang kayu besar yang terdampar di pesisir Pantai Kuta.

“Unit dengan pencapit ini kami operasikan di Pantai Kuta karena area tersebut sering dipenuhi kayu-kayu besar yang sulit ditangani secara manual,” ujar Gung Dalem pada Rabu (11/12).

Baca juga:  Pangdam dan Kapolda Sepakat Keamanan Bali Menjadi Prioritas Utama

Unit kedua yang hanya memiliki bak terbuka difokuskan untuk pengangkutan sampah kiriman di Pantai Jimbaran dan Kedonganan. “Yang ini lebih spesifik untuk membawa sampah yang sudah dikumpulkan oleh loader,” jelasnya.

Menurut Gung Dalem, penggunaan Crawler Carrier menawarkan keunggulan signifikan dibandingkan metode penanganan sebelumnya. Kendaraan ini mampu bergerak stabil di atas pasir gembur, yang sering kali menjadi kendala bagi loader konvensional. Dengan bak besar yang dimiliki, satu unit Crawler Carrier dapat mengangkut hingga lima kali lebih banyak sampah dibandingkan bucket loader.

Baca juga:  Nelayan Asal Desa Kalibukbuk Mengalami Laka Laut

“Sekarang Crawler Carrier bertugas mengangkut sampah ke stopover (STO), sementara loader hanya mengumpulkan dan memuat sampah ke bak kendaraan,” paparnya.

Armada buatan Jepang ini diadakan melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Badung Tahun 2024 dengan total biaya lebih dari Rp 5 miliar. Unit dengan pencapit bernilai Rp 4 miliar lebih, sedangkan unit tanpa pencapit senilai Rp 1,5 miliar. “Sebenarnya, kendaraan ini biasa digunakan di kebun kelapa sawit di Kalimantan, tapi ternyata efektif juga untuk kebutuhan kami di pantai,” tambahnya.

Baca juga:  Pegolf Meva Sabet Emas di Pra PON

Operasional Crawler Carrier dinilai telah memberikan hasil positif dalam menangani sampah kiriman. Meski demikian, DLHK Badung tetap akan melakukan evaluasi untuk menentukan langkah selanjutnya.

“Kami perlu memastikan jenis armada yang lebih sesuai untuk kebutuhan di masa depan. Apakah cukup dengan unit yang ada, atau perlu pengadaan tambahan,” tutupnya.

Langkah inovatif ini diharapkan mampu menjaga kebersihan pantai-pantai Badung yang menjadi destinasi wisata utama di Bali. Dengan demikian, keindahan pesisir tetap terjaga dan kenyamanan wisatawan tetap terjamin. (Parwata/Balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *