I Nyoman Budiarta, S.H., M.H. (BP/Istimewa)

Oleh I Nyoman Budiarta, S.H., M.H.

Hari Juang TNI AD merupakan penghormatan terhadap sejarah perjuangan para pahlawan, khususnya saat peristiwa Palagan Ambarawa. Saat itu, Tentara Keamanan Rakyat (TKR) yang dipimpin oleh Jenderal besar Soedirman, dengan keberanian luar biasa, berhasil mengepung dan memukul mundur pasukan sekutu dari Ambarawa menuju Semarang.

Padahal secara kualitas maupun kuantitas, kekuatan persenjataan sekutu jauh lebih unggul dan modern. Pertempuran Ambarawa dengan semangat juang yang tinggi ini tidak hanya menjadi simbol perlawanan bangsa Indonesia terhadap penjajah, tetapi juga menegaskan eksistensi TNI AD sebagai Tentara Rakyat, Tentara Pejuang, dan Tentara Nasional. Dengan tekad yang kuat memegang teguh semboyan, “Rawe-rawe rantas malang-malang putung, patah tumbuh hilang berganti,” pasukan TKR menunjukkan keberanian dan semangat pantang menyerah menghadapi segala kesulitan, bahkan yang terberat sekalipun.

Kegemilangan sejarah pertempuran Ambarawa tersebut kemudian diabadikan dengan didirikannya Monumen Palagan Ambarawa. Sebagai bentuk penghargaan atas jasa-jasa para Pahlawan yang gugur, melalui Keppres RI No. 163 tahun 1999 dan menetapkan tanggal 15 Desember sebagai Hari Infanteri, yang kemudian diubah menjadi Hari Juang Kartika, dan sekarang ini dikenal dengan nama “Hari Juang TNI AD”. Peringatan Hari Juang TNI Angkatan Darat tahun 2024 ini menjadi momen yang penuh makna, sebagai sejarah panjang perjuangan para pahlawan sekaligus peran luar biasa TNI AD dalam mempertahankan kedaulatan negara dan menjaga persatuan bangsa. Melalui Tema “TNI AD Berjuang Bersama Rakyat” yang diusung tahun ini menggambarkan esensi sejati sebagai Tentara Rakyat, Tentara Pejuang dan Tentara Nasional, hal ini menunjukan bahwa TNI AD bukan hanya kekuatan militer semata, tetapi lebih dari itu, ia adalah bagian yang tak terpisahkan dari rakyat Indonesia.

Baca juga:  Kemiskinan Ekstrem

Tema “TNI AD Berjuang Bersama Rakyat” diinspirasi oleh semangat perjuangan Jenderal Soedirman yang menempatkan rakyat sebagai elemen utama dalam strategi perjuangan. Beliau memahami bahwa kemenangan dalam perjuangan tidak hanya bergantung pada kekuatan militer, tetapi juga pada dukungan dan keterlibatan langsung rakyat. Perlu disadari bahwa tantangan modernisasi dan perkembangan lingkungan strategis dunia semakin kompleks dan beragam. Sumber daya alam semakin langka dan sulit diperoleh. Sementara kebutuhan masyarakat dunia, akan selalu dan terus bertambah. Krisis energi, krisis pangan, pencemaran lingkungan dan bencana alam mulai menjadi tren perhatian dunia internasional.

TNI AD sebagai salah satu komponen utama pertahanan dituntut untuk adaptif dan responsif terhadap perkembangan situasi yang terjadi. Pertahanan yang dibangun bukan semata hanya kekuatan militer, mengingat politik luar negeri kita menganut bebas dan aktif. Indonesia selalu aktif meng-kampanye-kan perdamaian dunia, penyelesaian konflik melalui dialog dan upaya win win solution lainnya. Menyikapi hal tersebut, TNI AD telah memopulerkan berbagai program unggulan yang yang substansinya adalah menjadi solusi ditengah kesulitan masyarakat. Penyediaan kebutuhan dasar masyarakat menjadi prioritas, seperti ketersediaan air bersih dan pengairan lahan sawah, ketahanan pangan, penanganan stunting, perbaikan rumah tinggal, dan turut andil bagian dalam merawat alam.

Baca juga:  Strategi Mempertahankan Kedaulatan Negara

Program-program yang bersifat meningkatkan taraf hidup dan kondisi sosial masyarakat maupun misi kemanusiaan lainnya yang digelar secara rutin, menunjukkan komitmen TNI AD dalam berkontribusi langsung terhadap pembangunan infrastruktur, pendidikan, pelayanan kesehatan hingga character Building. Melalui program-program ini, TNI AD tidak hanya menguatkan rasa aman, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat, membangun hubungan emosional antara tentara dan rakyat, serta memperkuat rasa persatuan dan kesatuan bangsa. Hal tersebut selaras dengan Komitmen Presiden RI, Prabowo Subianto, dalam Asta Cita yaitu delapan tujuan prioritas program kemajuan Indonesia.

Asta Cita keenam, yang mengusung gagasan “Membangun dari desa dan dari bawah untuk pemerataan ekonomi dan pemberantasan kemiskinan” sejalan dengan banyak kegiatan yang dilaksanakan oleh jajaran TNI AD, khususnya melalui program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD). Kita ketahui di tengah pesatnya kemajuan teknologi, TNI AD terus beradaptasi mengikuti perkembangan zaman untuk memperkuat komunikasi dan menjalin hubungan yang lebih erat dengan rakyat. Melihat perkembangan yang demikian dinamis, penting bagi seluruh prajurit untuk selalu mengingat bahwa mereka mengemban amanah besar, yaitu menjaga kepercayaan rakyat sebagai landasan utama dalam setiap tugas dan tanggung jawab menjadi garda terdepan pertanahan negara. Kepercayaan rakyat bukan hanya sebuah tanggung jawab, tetapi juga suatu kehormatan yang harus dijaga dengan sepenuh hati.

Baca juga:  Kodam akan Gelar Bike For Bali 72,7 Km

TNI AD harus selalu hadir di tengah-tengah rakyat, memberikan rasa aman, menjadi solusi, sekaligus agent of change yang mampu mendorong kemajuan bangsa. Dalam situasi dan kondisi apapun, setiap prajurit harus bisa menjadi teladan yang dapat dipercaya dan diandalkan oleh seluruh lapisan masyarakat. Semangat “TNI AD Berjuang Bersama Rakyat” menunjukkan bahwa perjuangan bangsa Indonesia adalah perjuangan bersama. Kekuatan terbesar terletak pada sinergi antara prajurit dan rakyat, dan melalui kolaborasi ini, TNI AD berkomitmen untuk terus mengabdikan diri dalam membangun Indonesia yang lebih baik. Mari kita lanjutkan perjuangan bersama demi Indonesia yang lebih kuat, sejahtera, dan bermartabat.

Penulis, Kasi Media Elektronik Pendam IX/Udayana

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *