Kepala Dinas PUPR Kabupaten Badung, Ida Bagus Surya Suamba menjelaskan tentang jalan inspeksi yang dibangun di Uluwatu, Badung untuk pengerjaan proyek seawall. (BP/Dokumen)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Proyek pembangunan Seawall Pura Uluwatu menghadapi tantangan besar akibat cuaca ekstrem yang melanda wilayah tersebut. Hujan deras, angin kencang, serta gelombang tinggi menjadi kendala utama yang menyebabkan sejumlah penundaan dalam proses pengerjaan.

Kepala Bidang Sumber Daya Air (SDA) Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Badung, AA Rama Putra, menyatakan bahwa gelombang tinggi di sekitar lokasi proyek telah mencapai level 6 revetment sebanyak tiga kali. Tingkat ini merupakan ketinggian tertinggi pada susunan batu revetment yang berfungsi sebagai penghalang ombak.

Baca juga:  Tembok Pengaman Tebing di Pura Uluwatu Roboh

“Meskipun kondisi cukup ekstrem, sejauh ini ketinggian air laut belum melampaui level revetment. Hanya percikan dari pecahan ombak yang mencapai bagian atas revetment,” jelas Rama Putra, Kamis (19/12).

Namun demikian, dia memastikan bahwa progres pekerjaan secara keseluruhan tetap berjalan, dengan perkembangan proyek saat ini telah mencapai 70 persen. “Biasanya, cuaca ekstrem hanya berlangsung sekitar satu jam. Setelah itu, pekerjaan dapat dilanjutkan kembali,” tambahnya.

Rama Putra mengakui bahwa proyek ini ditargetkan selesai pada akhir tahun. Namun, dengan kondisi cuaca yang tidak menentu dan kompleksitas pekerjaan yang cukup berat, ada kemungkinan besar proyek ini akan mengalami keterlambatan. “Estimasi kami, proyek ini akan melewati target waktu. Cuaca buruk menambah tantangan dalam menyelesaikan pekerjaan yang memang cukup berat,” ungkapnya.

Baca juga:  Masyarakat Badung Mulai Minati Budidaya Ikan Tawar

Proyek Seawall Pura Uluwatu mencakup empat elemen utama, yakni pembangunan jalan akses menuju pantai, pembangunan revetment sebagai penghalang gelombang, penanganan keretakan tebing melalui metode penjaritan, serta renovasi Pura Beji. “Semua item pekerjaan telah berjalan sesuai progres masing-masing,” ucapnya.

Proyek ini sendiri menelan anggaran sebesar Rp 78,6 miliar dan ditargetkan selesai pada 31 Desember 2024. Perbaikan yang meliputi penataan cekungan di tebing Uluwatu menjadi prioritas utama, mengingat lokasi tersebut berada pada ketinggian 6 meter di atas permukaan laut, sementara di bawah laut terdapat cekungan sedalam 10 meter yang memerlukan perbaikan segera. Dalam proses pengerjaan, pihak PUPR memastikan akan tetap menjaga kelestarian lingkungan Pantai Uluwatu. (Parwata/balipost)

Baca juga:  Tertimbun Longsor, Seorang Buruh Proyek Meninggal
BAGIKAN