Ketua Kadin Pusat, Arsjad Rasjid saat kunjungan ke Timor Leste. (BP/Istimewa)

JAKARTA, BALIPOST.com – Kawasan perbatasan berpotensi menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru yang bermanfaat bagi kedua negara. Hal ini disampaikan Ketua Kadin Pusat, Arsjad Rasjid, Jumat (20/12), usai bertemu Presiden Timor Leste, Ramos Horta dan PM Xanana Gusmao.

Menurut Arsjad dalam keterangan tertulisnya,  pertemuan ini menjadi langkah strategis untuk menerjemahkan kebijakan Good Neighbor Policy yang digagas oleh Presiden Prabowo Subianto dari segi diplomasi ekonomi. Terutama, dengan meningkatkan konektivitas lintas negara yang berbatasan langsung dengan Indonesia.

Baca juga:  Dari Empat Melarikan Diri, Dua Napi Ditangkap di Timor Leste

Arsjad yang menginisiasi Borneo Economic Community pada 2023 untuk mendorong kerja sama dan pertumbuhan di Pulau Borneo (Indonesia, Brunei Darussalam, dan Malaysia) menyarankan model serupa diterapkan di Pulau Timor dan Timor Leste. “Dengan Timor Leste menjadi anggota ASEAN, kini saatnya memperkuat konektivitas di Pulau Timor, khususnya mendukung pengembangan Kawasan Ekonomi Eksklusif (KEK) di Oecusse,” ujar Arsjad yang merupakan Ketua ASEAN-BAC Indonesia ini.

Baca juga:  Final Road Race Lintas Batas Disaksikan 15 Ribu Penonton

Arsjad mencatat bahwa kehadiran dunia usaha Indonesia di Timor Leste masih banyak diwakili oleh BUMN. Namun, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia ini melihat potensi besar bagi sektor swasta untuk lebih berkontribusi mendukung pembangunan di negara tersebut.

“Kami ingin memperluas peran sektor swasta melalui konsep Indonesia Incorporated. Dengan peran aktif Kadin Indonesia, termasuk Kadin NTT yang berbatasan langsung, kami dapat memperkuat kontribusi dalam mendukung ketahanan energi dan pangan Timor Leste,” ujar Presiden Direktur Indika Energy tersebut.

Baca juga:  "Gugah Jiwa Nusantara," Refleksi Upaya Generasi Muda Hadapi Problematika dan Tantangan Zaman

Ia menegaskan sektor swasta siap menjadi mitra strategis pemerintah untuk mewujudkan konektivitas lintas perbatasan yang inklusif dan berkelanjutan. (kmb/balipost)

BAGIKAN