Seorang petugas kesehatan sedang memberikan vaksinasi JE pada anak. (BP/san)

TABANAN, BALIPOST.com – Target imunisasi JE di Tabanan adalah 100 persen dan memasuki minggu ke-4 bulan April target ini sudah terealisasi sebesar 95 persen. Meski tinggal sedikit lagi mencapai 100 persen, rupa-rupanya Tabanan akan kesulitan mencapai target tersebut.

Sebab, masih ada warga yang menolak anaknya untuk mendapatkan imunisasi JE. Kepala Dinas Kesehatan Tabanan, dr.Nyoman Suratmika, Kamis (19/4) mengatakan masih ada daerah di Tabanan yang warganya menolak anaknya untuk di imunisasi JE. Daerah tersebut adalah wilayah Baturiti.

Penolakan ini menyebabkan cakupan imunisasi JE di daerah tersebut lebih rendah dibandingkan wilayah lain. Dari data, capaian imunisasi JE di Puskesmas Baturiti I adalah 77,88 persen.

Baca juga:  Bali Pecah Rekor! Zona Orange Ini Catatkan Tambahan di Atas 200 Kasus COVID-19

Suratmika melanjutkan masih adanya penolakan dari orangtua (ortu) ini menjadi pembelajaran bagi pihak petugas untuk lebih gencar lagi melakukan sosialisasi mengenai manfaat imunisasi JE. Ia menjelaskan imunisasi JE sangat penting untuk membentuk daya tahan tubuh terhadap virus JE dimana virus ini menyebabkan penyakit radang otak yang bisa menyebabkan kelumpuhan ataupun kematian jika tidak ditangani dini.

Potensi usia terkena virus ini adalah anak balita hingga usia 15 tahun. Imunisasi JE lebih penting lagi didapatkan untuk anak-anak yang hidup di Bali karena potensi virus JE menginfeksi lebih besar dibandingkan provinsi lainnya.

Baca juga:  Tercium Bau Menyengat, Sopir Ditemukan Tewas Dalam Truk

Sebab, induk semang virus JE yaitu babi populasinya di Bali cukup tinggi. Terlebih masih banyak warga di Bali yang menerapkan peternakan tradisional dalam memelihara babi sehingga potensi virus JE yang ditularkan lewat gigitan nyamuk Culex ini semakin tinggi. “Jika lingkungan tidak bersih, maka nyamuk Culex sebagai vektor akan semakin berkembang. Terlebih jika didekatnya ada babi yang mengandung virus. Jika nyamuk yang mengigit babi mengandung virus JE kemudian mengigit manusia, maka penularan semakin besar,” jelas Suratmika.

Baca juga:  Stadion Mengwi Ditutup, Atlet Lompat Tinggi PON Berhenti Latihan

Diharapkan petugas bisa melakukan pendekatan yang baik untuk masyarakat yang menolak imunisasi ini. Sehingga seluruh anak yang masuk dalam usia sasaran bisa mendapatkan imunisasi secara keseluruhan.

Sementara itu Kepala Puskesmas Baturiti I, dr. Ni Made Kencanawati memaparkan, saat ini pihaknya melakukan pendekatan kepada warga yang masih menolak imunisasi JE. “Saat ini kami sudah turun ke lapangan melakukan pendekatan dan penjelasan langsung ke warga. Diharapkan dengan ini bisa membuka kesadaran warga akan pentingnya imunisasi JE,” ujarnya. (Wira Sanjiwani/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *