Oleh Tiara Kusuma Dewi
Pulau Bali sebagai destinasi wisata saat ini menghadapi tantangan serius terkait kemacetan lalu lintas. Ketika pesona pantai, budaya, dan keramahtamahan masyarakatnya menarik jutaan wisatawan setiap tahun, namun di sisi lain kepadatan ini menghadirkan masalah yang belum terpecahkan, seperti kemacetan lalu lintas yang mengganggu mobilitas warga dan wisatawan.
Kini harapan masyarakat tertuju pada Calon pemimpin baru yang diharapkan mampu memberikan solusi efektif dan berkelanjutan untuk mengatasi masalah ini. Menghadapi situasi ini, muncul pertanyaan besar, bagaimana pemimpin baru di Bali nantinya akan mengatasi masalah kemacetan yang telah lama menjadi “penyakit kronis?”
Selama bertahun-tahun berbagai solusi telah diajukan oleh pemerintah daerah maupun nasional, mulai dari pelebaran jalan, pembangunan underpass, hingga pengaturan lalu lintas yang lebih ketat. Namun, upaya-upaya ini hanya memberikan dampak sementara dan belum menyentuh akar permasalahan. Banyak pihak menilai bahwa masalah kemacetan di Bali bukan hanya soal infrastruktur, tetapi juga terkait dengan tata ruang, pertumbuhan populasi, dan pengelolaan pariwisata yang kurang terencana.
Di sisi lain, transportasi umum perlu mendapatkan perhatian serius. Hingga saat ini, Bali masih kekurangan transportasi umum yang terintegrasi dan efisien. Sistem angkutan umum yang ada, seperti bus dan angkot, belum mampu menarik minat masyarakat luas, terutama wisatawan. Selain jumlahnya yang terbatas, transportasi umum kurang diminati. Untuk itu pemerintah perlu berinvestasi lebih besar dalam pengembangan sistem transportasi umum yang modern dan ramah lingkungan
Mengatasi kemacetan bukanlah perkara mudah, dan sering kali langkah-langkah yang diambil akan mendapat resistensi dari berbagai pihak. Namun, jika tidak ada kebijakan tegas dan terukur, masalah kemacetan ini akan semakin sulit diatasi sehingga dapat mengancam masa depan pariwisata Bali. Kepemimpinan yang kuat dan visioner sangat dibutuhkan untuk membawa Bali keluar dari jerat kemacetan ini.
Bali membutuhkan solusi jangka panjang yang tidak hanya menangani masalah saat ini, tetapi juga mampu menjamin masa depan yang lebih baik. Dengan pemikiran yang matang, perencanaan yang baik, dan dukungan dari berbagai pihak, perubahan signifikan dalam mengatasi kemacetan dapat tercapai. Pulau Bali menunggu solusi nyata untuk menjamin masa depan yang lebih baik bagi semua pihak.
Penulis, Mahasiswa Program Studi Doktor Ilmu Akuntansi Universitas Udayana Angkatan-4