DENPASAR, BALIPOST.com – Denpasar Festival (Denfest) yang memasuki tahun penyelenggaraan ke-17 memghadirkan berbagai tenant yang menjual aksesoris buatan tangan. Ini, menjadi daya tarik karena pengrajin lokal berlomba-lomba memamerkan karya terbaik mereka.
Salah satu stand yang menarik perhatian di Denfest adalah LAB (Look At Beat) Handmade. Mela, selaku penjual, mengungkapkan bahwa bisnis ini ia mulai pada tahun 2021, saat pandemi COVID-19 melanda Indonesia.
Bisnis ini lahir dari kecintaannya terhadap kerajinan tangan. Awalnya, Mela hanya menyalurkan hobinya, namun ternyata banyak orang yang menyukai hasil karyanya.
Proses pembuatan produk handmade ini tidak memakan banyak waktu karena sudah menjadi passion-nya. Untuk produk seperti strap phone dan kalung, Mela hanya membutuhkan waktu sekitar 10 menit untuk menyelesaikannya.
Namun, pembuatan desain membutuhkan waktu lebih lama. Produk yang ia jual sangat terjangkau, mulai dari cincin berbahan beads seharga Rp2.500, kalung seharga Rp25.000, hingga produk termahal sekitar Rp40.000, tergantung jenis beads dan toping yang digunakan. Jenis produk yang dijual meliputi cincin, gelang, tali masker, strap phone, dan kalung.
Selain LAB Handmade, tenant lain yang menjual produk buatan tangan adalah Yukadesign.Id., Ayu Pramadia, selaku pemilik, mengatakan memulai bisnis aksesoris ini sejak duduk di bangku SMA pada 2020. Bisnis ini berawal dari hobinya mengisi waktu luang, yang kemudian berkembang menjadi ide untuk menjual aksesoris hasil karyanya.
Ayu menjelaskan bahwa ia biasanya membutuhkan waktu sekitar satu jam untuk menyelesaikan 15 gelang. Sedangkan untuk membuat 10 phone strap memerlukan waktu yang sama.
Produk yang dijual di Yukadesign.Id beragam, seperti gelang, cincin, phone strap, dan jepit anggrek. Harga produk di tokonya berkisar antara Rp5.000 hingga Rp25.000. (Cahya Dwipayanti/balipost)