DENPASAR, BALIPOST.com – Musim hujan membuat kegiatan mencuci jadi lebih merepotkan. Jarangnya terkena terik matahari membuat pakaian susah kering, lembab dan bahkan bisa saja berjamur. Hal ini mendorong banyak orang, terutama ibu rumah tangga, memilih jasa laundry sehingga usaha ini mengalami lonjakan konsumen.
Pemilik Krishna Laundry, Nyoman Artini, mengakui hal ini. Salah satu jasa laundry yang berlokasi di Sumerta Kauh itu, disebutnya, mengalami lonjakan konsumen ketika memasuki musim hujan.
Perempuan yang sudah membuka usaha laundry sejak 2018 ini menuturkan jika hari biasa, ia melaundry kurang lebih 25 kg per hari. Namun jika sudah memasuki musim hujan, laundry dapat bertambah hingga 30 kg.
Hal yang sama juga dirasakan oleh Juniartini, pegawai salah satu jasa laundry di Dangin Puri Kangin, yaitu Rama Laundry. Juniartini mengatakan jika musim hujan menjadi momen puncak bagi bisnis ini.
Jasa laundry yang telah ada sejak tahun 2000 ini mengalami kenaikan pelanggan hingga dua kali lipat pada musim hujan. “Di sini kan minimalnya dua kilo, kalau sehari bisa sampai lima puluh kilo kalau musim hujan. Kalau musim kemarau ya paling sepuluh kilo” tambahnya, Jumat (27/12).
Sementara itu, salah seorang pengguna jasa laundry, Irenia, mengungkapkan alasannya memilih jasa ini. Ia yang memiliki kesibukan cukup padat tak memiliki waktu untuk mencuci. Pertimbangan lainnya, ia menggunakan jasa laundry karena lebih hemat waktu dan bersih.
Jasa yang ia gunakan untuk laundry adalah laundry kiloan. Biasanya dalam sebulan, ia menyediakan budget sekitar Rp80.000.
Konsumen laundry lainnya, Linayani, juga mengungkapkan hal yang sama. Ia memilih menggunakan jasa laundry karena keterbatasan waktu dan tidak tersedianya tempat untuk menjemur pakaian.
Jasa laundry yang biasa digunakan adalah laundry satuan. Ia menghabiskan budget sekitar Rp200.000 per bulan. (Cahya Dwipayanti/balipost)