MEMIMPIN gerakan yang berseberangan dengan penguasa membuat nama I Wayan Suardana sering disebut-sebut. Tidak jarang, isu-isu negatif disematkan kepada sosok yang lebih dikenal dengan nama Gendo ini.
Seperti ketika namanya disebut oleh salah kandidat cagub Bali dalam kampanyenya dan videonya menjadi viral di media sosial. Cagub tersebut menyebut dirinya enggan membuat deal-deal dengan Gendo dalam hal tolak rekalamasi Teluk Benoa. Bahkan menyatakan dirinya dapat menyelesaikan sendiri masalah eklamasi Teluk Benoa kalau sudah jadi gubernur.
“Emangnya kapan Gendo atau ForBali mau berkompromi ataupun deal? Sikap ForBali jelas sedari awal yakni memastikan isu BTR tidak digunakan sebagai alat pendulang suara dengan cara meminta cagub untuk membuat surat terbuka. Itu saja. Tidak ada niat kompromi dengan siapapun,” tegas Gendo yang ditemui Minggu (22/4).
Justru Gendo merasa statement cagub tersebut lucu karena membangun stereotype “Gendo orangnya emang gituan”. Ia menegaskan kembali bahwa dirinya dan gerakan ForBali adalah entitas yang tidak kenal kompromi untuk hal-hal yang tidak berpihak pada kemasalahan publik.
Terkait pernyataan bahwa Cagub tersebut dapat menyelesaikan sendiri masalah reklamasi Teluk Benoa, Gendo menyebutnya sebagai bentuk ketiadaan empati dan ketiadaan penghargaan terhadap gerakan rakyat yang selama 5 tahun susah payah, di intimidasi, di kriminalisasi. Padahal selama ini, Cagub tersebut duduk sebagai anggota DPR RI cuma diam.
Dia, kata Gendo lupa kalau tanpa gerakan BTR, termasuk dengan cara demo mungkin Teluk Benoa sudah di reklamasi. “Trus kalau sudah di reklamasi sejak dulu, apa gunanya dia koar-koar seperti sekarang,” tanya pria kelahiran Ubud ini.
Lebih jauh Gendo menyebut pernyataan Cagub tersebut sebagai bentuk penghinaan terhadap gerakan rakyat, terhadap aspirasi rakyat. “Ini bukanlah sikap yang baik bagi calon pemimpin Bali,” kata mantan Sekjen Kosma Unud ini.
Jika Cagub tersebut menyebut bahwa bisa menyelesaikan sendiri masalah Reklamasi Teluk Benoa jika sudah menjadi gubernur, itu dianggap sebagai bentuk pernyataan pamrih. Dapat ditafsirkan bahwa dia mau berjuang untuk menghentikan upaya reklamasi teluk benoa kalau terpilih menjadi Gubernur. “Pamrih banget,” pungkasnya. (nata/balipost)
Investor2 dg konco2nya yg ingin mereklamasi Teluk Benoa Bali dg berbagai cara dan alasan2,.. Sudah kompak ditolak oleh kamera adat bali, walhi dan akan merusak tempat2 suci Hindu disana… Kita pertahankan keaslianya sampai perjuangan kita berhasil sukses… Astungkare