Kepala BI KPw Bali Erwin Soeriadimadja. (BP/May)

DENPASAR, BALIPOST.com – Untuk mendorong ekonomi inklusif dan berkelanjutan, konsumsi dan investasi berkualitas perlu diperkuat. Maka dari itu perlu diperkenalkan potensi – potensi Bali bagi investor sehingga iklim investasi yang kondusif juga akan mendorong konsumsi.

Kepala BI KPw Bali Erwin Soeriadimadja, saat diseminasi perkembangan perekonomian terkini Bali, Selasa (14/1) mengatakan, investasi menjad PR bersama. “Bersama – bersama harus mendorong tiga hal yaitu trade, tourism dan investasinya,” ujarnya.

Menjaga iklim yang kondusif dan meningkakan daya saing Bali dapat mendorong investasi masuk ke Bali. Ia berharap dari diseminasi tentang konsumsi dan investasi ini diharapkan dapat menghasilkan usulan yang nantinya bisa menjadi kebijakan ke depan untuk mendorong investasi dan konsumsi yang mempunyai peran tinggi terhadap pertumbuhan ekonomi Bali.

Baca juga:  Ciamik! BRI Raih Penghargaan Best Wealth Management Bank in Indonesia

Tahun 2024 triwulan III pertmbuhan ekonomi Bali mencapai 5,43 persen, lebih tinggi dari nasional. Sedangkan secara keseluruhan 2024 ekonomi Bali diprediksi tumbuh 5,1 -5,8 persen. Peran stakeholder ekonomi sangat diperlukan untuk memacu pertumbuham di Bali.

Pertumbuhan PDRB diharapkan terus menguat 2025 karena ia melihat 44 persennya dikontribusika oleh pariwisata. Untuk menjadi lebih kuat lagi, maka perlu memperkuat fondasi perekonomian Bali menuju pertumbuhan ekonomi yang lebih berdaya tahan, inklusif, dan berkelanjutan.

Baca juga:  Nilai Pancasila Penting Ditanamkan ke Anak Dalam Keluarga

“Perekonomian Bali sangat bergantung pada tingkat konsumsi dan investasi. Investasi berkontribusi 27,5 persen sedangka konsumsinya berkontribusi 53,10 persen. Sehingga memang diperlukan upaya – upaya untuk mem-boosting investasi dan juga konsumsi Bali,” ujarnya.

Untuk itu perlu pendekatan strategis untuk mendiversifikasikan sektor – sektor ekonomi dan juga lapangan pekerjaa di Bali agar semakin kuat. Untuk masuk ke sektor itu, perlu masuk ke sektor potensial yang bisa dikembangkan yaitu pertanian, infrastruktur untuk memperkuat konektivitas, dan pengembangan ekonomi kreatif berbasis budaya dan pemberdayaan masyarakat.

Baca juga:  Pertama Kalinya, Bali Catatkan Kasus Sembuh Baru Lebih Banyak dari Kasus Positif COVID-19

Untuk mendorong sektor sektor tersebut, perlu investasi dan pembiayaan, dukungan regulasi dan iklim investasi yang bagus. Sementara saat ini 92 persen investasi yang ditanam di Bali masih berfokus pasa sektor jasa sehingga secara tahapan, belum mendiversifikasikan ekonomi kepada investasi ke sektor primer dan sekunder yang saat ini masih terbatas. (Citta Maya/Balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *