TABANAN, BALIPOST.com – Di tengah semangat zaman yang terus bergerak maju, Desa Adat Batukambing, Desa Wongaya, Kecamatan Penebel, tetap menjaga nilai-nilai luhur yang diwariskan leluhur.
Semangat gotong royong menjadi roh utama dalam setiap pelaksanaan yadnya di desa ini, termasuk pada Karya Mamungkah, Ngenteg Linggih, Mupuk Pedagingan, Mepedudusan Agung, Ngusaba Desa, lan Mepahayu Nini yang digelar pada Januari 2025. Dengan jumlah hanya 79 kepala keluarga.
Desa Adat Batukambing berhasil melaksanakan karya besar ini berkat kekompakan warganya.
Ketua Panitia, I Wayan Wiarta menjelaskan yadnya ini didukung oleh dana hibah pemerintah serta urunan masyarakat.
Selain itu, sebanyak 28 KK pengayah pengarep turut memberikan tenaga dan waktu mereka untuk membantu menyukseskan pelaksanaan yadnya. Rangkaian karya yang puncaknya pada 8 Januari 2025 ini dipuput oleh Jero Mangku Jana dari Wongaya Gede, Penebel.
Prosesi ini menjadi simbol penghormatan terhadap leluhur dan alam semesta, sekaligus menanamkan nilai-nilai kebersamaan di kalangan masyarakat desa. Bahkan Bupati Tabanan, I Komang Gede Sanjaya, juga sempat memberikan apresiasi yang mendalam terhadap kebersamaan masyarakat dalam menyukseskan yadnya ini.
Bupati Sanjaya menekankan bahwa yadnya bukan hanya perwujudan bhakti kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, tetapi juga manifestasi harmoni antara manusia, alam, dan Tuhan. Menurutnya, selain menjadi sarana spiritual, yadnya ini juga menjadi momentum penting untuk mempererat persatuan masyarakat Desa Adat Batukambing.
Gotong royong tidak hanya tercermin dalam urunan dana, tetapi juga dalam tenaga dan keikhlasan yang diberikan oleh setiap anggota masyarakat. Ia tidak melihat jumlah KK, tetapi semangat yang ditunjukkan oleh masyarakat. Ini adalah bukti bahwa kebersamaan dapat menciptakan karya besar. (Puspawati/balipost)
