Plafon jebol tinggal menyisakan rangka di ruang kelas TK Negeri Semarapura Tengah. (BP/Gik)

SEMARAPURA, BALIPOST.com – Seluruh plafon salah satu ruang kelas TK Negeri Semarapura Tengah, Jalan Kebo Iwa, Kecamatan Klungkung, jebol, Rabu (15/1). Belum diketahui penyebab peristiwa itu. Tetapi, kondisi ini menyebabkan terganggunya kegiatan belajar siswa kelas B TK Negeri Semarapura Tengah.

Kepala Pelaksana BPBD Klungkung Putu Widiada mengatakan, plafon berukuran 7,5 meter kali 6,5 meter itu, jebol sekaligus. Bagian penutup pafon secara keseluruhan sudah berserakan di lantai ruang kelas itu. Sementara diatas yang tersisa hanya bagian rangkanya saja. Situasi demikian membuat pihak sekolah kaget dan heran. Sehingga segera melaporkannya ke BPBD Klungkung.

Baca juga:  Saluran Irigasi Jebol, Pengairan Belasan Hektar Lahan Subak Terganggu

Hasil verifikasi Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Klungkung ke lokasi, kerusakannya cukup parah. Namun, melihat kondisi di TKP, BPBD belum dapat memastikan, apakah jebolnya plafon sekolah ini karena bencana akibat tingginya intensitas hujan, atau ada faktor lain dalam proses pengerjaannya. Namun, dari keterangan pihak sekolah jebolnya plafon terjadi pasca hujan lebat.

“Dari pihak sekolah sudah melaksanakan pembersihan puing-puing plafon. Sementara untuk perbaikannya nanti, akan dilakukan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Klungkung. Kejadian ini juga sudah kami laporkan kepada bapak Pj. Bupati Klungkung,” katanya.

Baca juga:  Kondisi Kolam Renang di Tegalcangkring Memprihatinkan, Sudah Usang dan Kanopinya Bolong

Widiada memastikan tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu. Namun, kerugian diperkirakan sekitar Rp 9 juta. Setelah puing-puing plafon dibersihkan, ruang kelas selanjutnya masih bisa digunakan untuk kegiatan belajar mengajar. Penanganan peristiwa ini di lokasi, juga melibatkan pihak Dinas Pendidikan, aparat desa setempat, TNI/Polri dan masyarakat.

“Kami terus mengingatkan agar masyarakat terus meningkatkan kewaspadaan selama intensitas hujan yang tinggi masih terjadi. Waspada dengan ancaman bencana banjir maupun tanah longsor,” tegasnya. (Bagiarta/Balipost)

Baca juga:  Wisatawan Keluhkan Retribusi Ganda di Nusa Penida
BAGIKAN