TABANAN, BALIPOST.com – Pemerintah pusat memberikan target luas tambah tanam (LTT) padi kepada Kabupaten Tabanan sebesar 43.159 hektar untuk tahun 2025. Target ini dibagi ke dalam 10 kecamatan dengan rincian bulanan yang telah ditetapkan.
Kepala Dinas Pertanian Tabanan, I Made Subagia menyatakan bahwa target ini akan menjadi tantangan besar, tetapi pihaknya optimistis dapat mencapainya melalui berbagai strategi. “LTT menjadi indikator penting untuk mendukung ketahanan pangan nasional. Kami fokus mengoptimalkan potensi di setiap kecamatan, meskipun beberapa wilayah memiliki kendala seperti infrastruktur irigasi dan perubahan pola tanam,” ujar Subagia, Rabu (15/1).
Beberapa kecamatan yang mendapatkan target besar diantaranya, Penebel dengan total target LTT 8.774 hektar terbesar di antara kecamatan lainnya. Bulan Maret menjadi puncak dengan 1.793 hektar. Lalu, Kecamatan Kediri menargetkan 6.284 hektar, dengan kontribusi signifikan pada bulan Mei (1.322 hektar) dan Oktober (1.158 hektar). Kecamatan Kerambitan ditargetkan menanam 4.678 hektar dengan distribusi yang cukup merata sepanjang tahun.
Subagia menambahkan, kecamatan seperti Selemadeg Timur, Marga, dan Tabanan juga memiliki kontribusi besar, masing-masing dengan target 4.399 hektar, 4.575 hektar, dan 4.371 hektar. Beberapa kendala yang dihadapi, seperti perubahan iklim, ketersediaan air, disebut menjadi perhatian serius. “Untuk menjawab tantangan ini, kami juga telah ajukan usulan perbaikan sistem irigasi dan sinergi dengan subak serta petani lokal, dimana untuk bisa mencapai program ketahanan pangan ini, kami juga mendapat dukungan dari TNI,” jelas Subagia.
Peran subak sebagai sistem irigasi tradisional, lanjut Subagia, juga menjadi ujung tombak pencapaian target LTT di Tabanan. “Kami bekerja sama dengan subak untuk memastikan semua lahan siap tanam sesuai jadwal. Selain itu, subsidi pupuk dan benih berkualitas juga menjadi langkah konkret pemerintah,” tambahnya.
Dinas Pertanian Tabanan juga akan memantau langsung progres di lapangan dengan melibatkan para penyuluh dan babinsa. “Kami ingin memastikan target 43.159 hektar ini tidak hanya tercapai, tetapi juga menghasilkan produktivitas yang maksimal,” tutup Subagia. (Puspawati/balipost)