Arsip - Perdana Menteri Thailand, Paetongtarn Shinawatra. (BP/Dokumen Antara)

ISTANBUL, BALIPOST.com – Di tengah semakin canggihnya kemampuan dan integrasi AI, Perdana Menteri Thailand, Paetongtarn Shinawatra mengaku dirinya hampir menjadi korban penipuan suara yang dihasilkan oleh kecerdasan buatan (AI). Penipu itu menyamar sebagai pemimpin asing.

“Saya ingin memperingatkan semua orang bahwa saya sendiri hampir menjadi korban. Masalah ini penting. Kementerian Ekonomi Digital dan Masyarakat telah menangani kasus ini. Kita harus mengakui bahwa penipuan dan kecurangan semakin canggih dan sulit dideteksi,” kata PM Paetongtarn dikutip dari Kantor Berita Antara, Jumat (17/1)

Baca juga:  Soal Pengeroyokan Hingga Tewas Cuma Dituntut 8 Bulan, Ini Kata JPU

Penipu tersebut menggunakan teknologi kloning suara AI untuk menyamar sebagai pemimpin negara yang tidak diidentifikasi. Perdana menteri diberitahu bahwa dia belum memberikan donasi yang diharapkan dan dikirimi sebuah klip audio yang meniru suara pemimpin asing tersebut.

Namun, tautan donasi yang diterimanya diarahkan untuk donasi ke negara lain.

Sebuah studi di Inggris menyoroti kekhawatiran tentang efek negatif dari ketergantungan pada perangkat AI terkait keterampilan berpikir kritis.

Baca juga:  Tak Cuma Ngaku Jaksa, Oknum Dokter Juga Dikejar Denpom Siliwangi

Studi yang diterbitkan pada 3 Januari di jurnal Societies menemukan bahwa penggunaan alat AI secara luas dikaitkan dengan kemampuan berpikir kritis yang lebih rendah pada generasi muda. Temuan tersebut berdasarkan pada respons lebih dari 650 individu berusia 17 tahun ke atas.

Dalam beberapa tahun terakhir, universitas-universitas terkemuka, termasuk di Inggris, Kanada, Jerman, Jepang, Singapura, dan AS, berlomba-lomba menetapkan aturan yang menyeimbangkan penggunaan teknologi dengan menjaga integritas akademik. (kmb/balipost)

Baca juga:  Siswi SMA Ini Terekam CCTV Curi HP
BAGIKAN