Ilustrasi. (BP/dok)

DENPASAR, BALIPOST.com – Kericuhan terjadi di kafe di Jalan Taman Pancing, Denpasar Selatan (Densel), Minggu (22/4) lalu. Pengunjung kafe, Anak Agung Ngurah Mahisa Narendra (36) dikeroyok hingga babak-belur. Bahkan korban dikeroyok hingga di halaman tempat dugem tersebut.

“Pernah terjadi kasus pembuhunan di kafe tersebut tahun 2011 dan tahun 2016 terjadi penyerangan. Setelah itu, kafe tersebut ganti nama,” kata anggota Polresta Denpasar, Senin (23/4).

Baca juga:  Mantan Kepala LPD Sangeh Dituntut Berat

Sebelum kericuhan terjadi, korban beralamat di Jalan Raya Sesetan, Densel, tiba di kafe tersebut, Sabtu (21/4) pukul 21.00 Wita. Setibanya di sana, korban duduk dan memesan bir. Saat asyik menikmati bir sambil mendengarkan musik, tiba-tiba datang seorang tak dikenal menghampirinya dengan wajah tidak bersahabat. Orang tersebut menuding korban menyengolnya.

“Karena korban tidak merasa menyenggol, dia membantah tudingan tersebut. Akhirnya korban dan orang tersebut bertengkar,” ujarnya.

Baca juga:  Sungai Berbusa, DLHK Denpasar "Semprit" 17 Usaha

Pria tersebut langsung memukul mulut korban dengan tangan kosong. Korban melakukan perlawanan. Saat itu datang satpam kafe dan korban dibawa keluar. Setibanya di halaman kafe, korban langsung dikeroyok sekitar 6 orang. Selain memukul, pelaku juga melempari korban menggunakan krat bir.

“Korban langsung meninggalkan TKP dan melapor ke Polsek Densel. Akibat kejadian itu, korban mengalami luka memar di kedua mata, bengkak pada bibir dan giginya retak,” tandasnya.

Baca juga:  Gubernur Koster Serahkan Hibah Tanah Seluas 1,195 Ha di 3 Kabupaten/kota

Kanitreskrim Polsek Densel Iptu Hadimastika, saat dikonfirmasi mengatakan saat ini pihaknya sedang memeriksa keterangan saksi-saksi. Pihaknya juga memasang garis polisi di TKP.  “Kami masih melakukan gelar perkara kasus tersebut,” tegasnya.(kerta negara/balipost)

BAGIKAN

1 KOMENTAR

  1. Demi Bali yg damai, pelaku pengeroyokan harus ditindak dimanapun kejadiannya. Ini agar masyarakat berlaku tertib dan tidak mudah berbuat onar.Kalau ini dibiarkan, aparat akan kewalahan karena disana sini akan timbul kasus serupa dan pelaku merasa tidak berbuat salah.

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *