TABANAN, BALIPOST.com – Pelaksanaan vaksinasi penyakit mulut dan kuku (PMK) tahap pertama di Kabupaten Tabanan berlangsung lancar. Hingga hari kedua atau Selasa (21/1), sebanyak 300 ekor sapi telah divaksinasi dari total alokasi 1.700 dosis yang diberikan untuk tahap ini. Kegiatan vaksinasi yang dimulai awal Januari 2025 ini diharapkan rampung sesuai target di akhir bulan.
Peluncuran vaksinasi tahap pertama di Kabupaten Tabanan dilakukan di Kelompok Ternak Pangkaja, Desa Batannyuh, Kecamatan Marga. Kegiatan ini turut dipantau langsung oleh Kepala Balai Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak (BPTU-HPT) Denpasar sekaligus penanggung jawab PMK di Tabanan, Dr. Hary Suhada.
“Meski Bali saat ini belum terdeteksi kasus PMK, virus ini bisa muncul kapan saja. Oleh karena itu, vaksinasi menjadi langkah preventif untuk melindungi populasi sapi di Tabanan,” ungkap Hary Suhada.
Ia menambahkan, Bali mendapatkan alokasi 16.970 dosis vaksin PMK untuk tahap pertama, melihat situasi darurat yang mengharuskan vaksinasi dilakukan secepat mungkin. Sebab, kasus PMK kembali merebak di sejumlah daerah di luar Bali. “Vaksinasi ini harus dilakukan secara berkelanjutan setiap enam bulan untuk memperkuat daya tahan tubuh ternak. Selain itu, peternak juga perlu menjaga biosekuriti dan asupan pakan ternak agar tetap optimal,” tegasnya.
Sekretaris Daerah (Sekda) Tabanan, Gede Susila menyatakan bahwa meski vaksinasi PMK tahun 2024 telah tuntas, namun upaya pencegahan masih harus terus dilakukan. “Tahap pertama, Tabanan hanya mendapat alokasi 1.700 dosis, yang jumlahnya masih jauh dari total populasi sapi di Tabanan yang mencapai sekitar 38 ribu ekor. Namun, kami tetap berharap pemerintah pusat melalui BPTU-HPT bisa terus mendistribusikan vaksin ke Tabanan, terutama untuk sapi yang saat ini masih dalam kondisi sehat,” ujarnya.
Ia juga membuka peluang bagi peternak untuk melakukan vaksinasi secara mandiri guna mempercepat upaya pencegahan. “Pemerintah pusat telah menyediakan vaksin, tetapi kemandirian peternak sangat penting untuk memastikan keberlanjutan vaksinasi setiap enam bulan,” tambahnya.
Terkait dengan PMK, Ketua Kelompok Ternak Pangkaja, Wayan Suana menjelaskan bahwa pihaknya terus berkoordinasi dengan Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) Kecamatan Marga dan Kapuswan (Kantor Pusat Kesehatan Hewan) untuk memastikan pencegahan PMK dilakukan secara maksimal. “Kami menjaga kebersihan lingkungan kandang dengan rutin menyemprotkan disinfektan. Hal ini penting agar sapi tetap sehat dan terhindar dari paparan virus,” kata Suana. (Puspawati/balipost)