MANGUPURA, BALIPOST.com – Vihara Dharmayana Kuta melaksanakan rangkaian acara menyambut Tahun Baru Imlek 2575 pada hari ini, Kamis (23/1). Acara diawali dengan upacara mensucikan arca atau patung para dewa yang dihormati dan dipuja di tempat ibadah tersebut.
Selain itu, kegiatan meliputi pemasangan lampion, pembongkaran pernak-pernik Imlek, pembersihan altar, dan pembersihan area vihara.
Menurut Penanggung jawab Vihara Dharmayana Kuta, Adi Darmaja Kusuma, setelah pembersihan, umat melaksanakan persembahyangan kepada Dewa Dapur (Zao Jun Gong). Persembahyangan ini bertujuan untuk mengantarkan para dewa ke langit, sehingga area altar dapat dibersihkan secara menyeluruh.
“Itu merupakan rangkaian acara pada pagi hari ini, karena setelahnya kita melaksanakan persembahyangan di hadapan Dewa Dapur Zao Jun Gong, artinya para dewa, para kongco yang agung berada di tempat ibadah ini, diantarkan ke langit, dan kita boleh membersihkan area altar vihara,” ujar Adi.
Pada tanggal 28 Januari 2025, umat akan melaksanakan persembahyangan tutup tahun. Tradisi ini dilakukan, baik di rumah masing-masing, di altar leluhur, maupun di tempat ibadah sebagai wujud rasa syukur atas tahun yang telah dilalui.
Pada 29 Januari, umat biasanya bersilaturahmi dengan keluarga dan kerabat sambil melaksanakan persembahyangan di vihara maupun tempat ibadah lainnya. Silaturahmi biasanya diisi pembagian angpao kepada anak-anak dan orangtua. “Nah disana uniknya nanti kita akan saling mengucapkan Selamat Tahun Baru, juga berbagi angpao nantinya kepada anak-anak dan orangtua, dan berbagai penuh sukacita,” tambah Adi.
Pada 5 Februari 2025 dini hari, umat akan menggelar persembahyangan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Selanjutnya, pada tanggal 6 hingga 12 Februari, Vihara Dharmayana akan melaksanakan persembahyangan “Cisuak,” yang merupakan doa tolak bala.
Kegiatan ini diperuntukkan bagi umat yang memiliki shio tertentu yang dianggap berbenturan di tahun baru mendatang.
Rangkaian Imlek akan ditutup pada l 12 Februari 2025 dengan perayaan Cap Go Meh, yang juga dikenal sebagai purnama pertama di Tahun Baru Imlek. “Kalau di Bali, biasa disebut dengan kuningan. Kalau Imlek itu identik dengan galungan. Dan Cap Gomeh itu identik dengan kuningan,” jelas Adi.
Menurut Adi, jumlah umat yang melaksanakan persembahyangan di Vihara Dharmayana diperkirakan mencapai 3.000 hingga 5.000 orang selama rangkaian perayaan. Angka ini mencakup umat dari seluruh Bali, termasuk wisatawan yang sedang berkunjung.
“Itu dibuktikan dengan dupa yang disiapkan oleh vihara, itu habis. Karena kita menyiapkan 4.500 ikat dan itu habis. Belum dia bawa sendiri, belum dupa yang ditaruh di masing-masing altar,” ujarnya.
Sebagai penutup, Adi berharap di Tahun Shio Ular ini, masyarakat dapat terus menjaga kedamaian, keamanan, dan kesejahteraan bersama. “Semoga segala sesuatu, keputusan-keputusan yang diambil oleh pemerintah demi kesejahteraan masyarakat penuh kebijaksanaan, penuh kesucian dan penuh kewelasasihan,” harapnya. (Cahya Dwipayanti/balipost)