Aktivitas di Pasar Hewan Kayuambua, Bangli. (BP/Dokumen)

BANGLI, BALIPOST.com – Merebaknya penyakit mulut dan kuku (PMK) di beberapa daerah membuat pengelola Pasar Hewan Kayuambua, Susut meningkatkan kewaspadaan. Setiap sapi yang akan masuk ke pasar dicek untuk memastikan kesehatannya.

Koordinator Pengelola Pasar Hewan Kayuambua I Nengah Degdeg mengatakan dengan kembali merebaknya kasus PMK di luar Bali, pihaknya memastikan sapi yang masuk ke Pasar Hewan Kayuambua semuanya dalam kondisi sehat. Pihaknya memeriksa satu persatu sapi yang datang.

Baca juga:  Cegah Tranmisi Lokal, Ubung Sidak Rumah Kos

Jika ada ditemukan sapi yang sakit akan dipulangkan. Pemilik sapi juga disarankan memastikan kesehatan sapinya.

Dikatakan bahwa sejauh ini aktivitas jual beli sapi di pasar hewan kayuambua masih normal. Setiap pasaran jumlah hewan yang masuk ke pasar mencapai 150 ekor. Pasar Hewan Kayuambua buka tiap tiga hari sekali.

Untuk mencegah penyebaran PMK di Bangli, pihaknya berharap seluruh peternak agar selalu menjaga kondisi kesehatan ternaknya. Salah satunya dengan mengontrol kebersihan kandang dan rajin mengecek kesehatan hewan ternaknya.

Baca juga:  Ketut Ariawati Jabat Direktur Medik, Keperawatan dan Penunjang RSUP Sanglah

Sementara itu, untuk mencegah Penyebaran PMK, Dinas PKP Bangli kembali melakukan vaksinasi PMK. Dengan alokasi 24 ribu dosis vaksin yang diterima Bangli, vaksinasi PMK dilakukan ke desa-desa.

Kepala Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Bangli I Wayan Sarma belum lama ini mengatakan vaksin PMK sudah diterima pihaknya pada 15 Januari lalu. Dari 53 ribu total populasi sapi yang ada, Kabupaten Bangli untuk saat ini baru diberikan jatah 24 ribu dosis vaksin. “Jadi vaksin yang diterima baru 43 persennya dari populasi sapi yang harus disasar,” ungkap Sarma, Senin (20/1). (Dayu Swasrina/balipost)

Baca juga:  Kasus Transmisi Lokal Tabanan, 26 Persen Akibat Klaster Keluarga
BAGIKAN