GIANYAR, BALIPOST.com – Desa Taro, Kecamatan Tegallalang, Kabupaten Gianyar kini terus mengembangkan potensi desanya sebagai desa wisata. Karena desa ini terus menggali, membangun dan mengembangkan potensi desanya, sehingga Desa Taro berhasil mendapat sejumlah penghargaan baik dari pemerintah maupun penghargaan dari swasta.

Hingga kini Desa Taro sudah mengantongi sekitar 15 piagam penghargaan baik dari tingkat kabupaten, provinsi, nasional hingga penghargaan internasional. Terbaru, Desa Taro memperoleh penghargaan ASEAN Tourism Award (ATA) 2025 The 4th ASEAN Community-Based Tourism (CBT) Award yang diterima langsung Perbekel Desa Taro di Malaysia.

Baca juga:  Sang Ayah Histeris, Anaknya Ditemukan Sudah Tak Bernyawa di Dapur

Perbekel Desa Taro, I Wayan Warka mengatakan Desa Taro dari dulu sudah terkenal dengan Pura Gunung Raung. Desa Taro juga terkenal dengan Lembu Putihnya, yang hingga kini masih terus dilestarikan dan dikembangkan. Bahkan keberadaan Lembu Putih kini sudah mencapai ratusan ekor. Lembu Putih yang disucikan juga sebagai tempat kunjungan wisatawan. Kotoran Lembu Putih dikelola menjadi bahan pupuk cair. Dimana pupuk cair ini ampuh untuk menghilangkan berbagai bau tidak sedap.

Selain itu, warga Desa Taro dari dulu hingga kini kebanyakan sebagai pengerajin pembuat palinggih berbahan paras Taro. Bahkan palinggih paras Taro terkenal di seluruh Bali. Kemudian ada investor datang dengan objek wisata Gajah terkenal Gajah Taro. Keberadaan Gajah Taro di Bali pertama ada di Desa Taro sebelum sekarang ada di sejumlah objek wisata di Bali.

Baca juga:  Masyarakat Minta Sembako

Dikatakan, Desa Taro berhasil memperoleh puluhan penghargaan karena komitmen mengembangkan desa wisata berbasis alam dan melestarikan lingkungan. “Desa Taro membuka diri sebagai desa wisata dengan konsep Tri Hita Karana, bagaimana menjaga hubungan harmonis antara manusia dengan manusia manusia dengan alam di sekitarnya dan hubungan manusia dengan Sang Pencipta Tuhan Yang Maha Esa,” katanya.

Desa Taro juga sudah membangun objek wisata Semara Ratih. Tempat ini sangat ramai dikunjungi wisatawan. Objek wisata Semara Ratih juga sempat dipergunakan untuk kegiatan KTT Asean. Di samping itu sudah ada Taman Kunang-kunang. Dimana wisatawan bisa melihat kunang-kunang pada malam hari dengan luas 5 hektar.

Baca juga:  Debat Pertama, 3 Paslon Pilkada Karangasem Tawarkan Sejumlah Program Strategis

Lebih lanjut dikatakan, Desa Taro menjadi percontohan pengelolaan sampah berbasis sumber. Terhadap keberhasilan dalam menggali, mengembangkan dan membangun desa, hasilnya berbuah manis. Desa Taro berhasil mendapat sejumlah penghargaan. (Agung Yuliantara/denpost)

Tonton selengkapnya di video

BAGIKAN