TABANAN, BALIPOST.com – Pengembangan kampung buah di kecamatan Pupuan dan Selemadeg Barat terus dimatangkan. Pemerintah Kabupaten Tabanan saat ini memasuki tahap kajian plasma nutfah durian lokal bekerja sama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Kajian ini bertujuan untuk mengidentifikasi varietas unggulan durian lokal yang berpotensi dikembangkan lebih lanjut, termasuk sertifikasi sebagai varietas nasional.
Kepala Badan Riset dan Inovasi Daerah (Brida) Tabanan, I Gusti Made Darma Ariantha mengungkapkan bahwa tim dari BRIN dan Brida Tabanan akan turun langsung ke lapangan untuk meneliti berbagai jenis durian lokal. “Untuk kajian kampung buah, kami masih menunggu jadwal paparan ke Bapak Bupati. Kajian ini sangat penting untuk mengetahui karakteristik durian lokal, termasuk potensinya untuk dikembangkan lebih lanjut seperti sertifikasi dan inovasi rasa,” ujarnya, Kamis (30/1).
Salah satu varietas yang tengah dikaji adalah musang king, durian lokal dengan karakteristik unggulan yang berpotensi didaftarkan sebagai varietas nasional. Melalui kajian ini, diharapkan keunggulan durian-durian lokal dapat didokumentasikan secara ilmiah, sehingga pengembangannya lebih terarah.
Menurut Darma Ariantha, keberlanjutan kampung buah di Tabanan Barat sangat bergantung pada hasil kajian plasma nutfah ini. Jika varietas durian lokal berhasil disertifikasi, maka akan membawa banyak manfaat, mulai dari kemudahan distribusi bibit hingga menjadikan durian sebagai ikon pertanian Tabanan.
“Tentu akan ada banyak keuntungan, terutama bagi petani. Dengan adanya sertifikasi, nilai jual durian lokal meningkat, distribusi bibit lebih terarah, dan potensi ekspor lebih besar. Ke depannya, kita juga bisa mengembangkan inovasi seperti rekayasa rasa,” jelasnya.
Dalam proses kajian ini petani lokal memiliki peran penting, terutama dalam memberikan informasi terkait karakteristik pohon dan buah yang mereka miliki. “Mereka adalah pemilik pohon, jadi keterlibatan mereka sangat diperlukan. Mereka bisa memberikan informasi secara detail mengenai durian yang sudah lama mereka budidayakan,” tambahnya.
Terkait dengan dukungan anggaran, Darma Ariantha menjelaskan bahwa pengalokasian dana untuk pengembangan kampung buah akan dilakukan setelah kajian lengkap tersedia. Pengembangan kampung buah tidak hanya terfokus pada durian. Setiap desa di Pupuan dan Selemadeg Barat nantinya akan diarahkan untuk mengembangkan buah unggulan mereka masing-masing.
“Misalnya, satu desa fokus pada durian, desa lain fokus pada manggis atau buah lokal lainnya. Dengan demikian, tidak ada keseragaman, tetapi justru ada kekhasan di setiap desa,” jelasnya. (Puspawati/balipost)