DENPASAR, BALIPOST.com – Bulan Bahasa Bali ke-7 pada tahun ini dilaksanakan dengan lebih banyak menggunakan kongen digital. Hal ini agar agenda rutin tahunan untuk melestarikan Bahasa Bali tersebut lebih disukai anak muda.
Kepala Dinas Kebudayaan (Disbud) Bali I Gede Arya Sugiartha di Denpasar, Sabtu (1/2), dikutip dari Kantor Berita Antara mengatakan pendekatan menggunakan konten digital dibarengi penggunaan Bahasa Bali yang lebih sederhana dan mudah dipahami.
“Kami lebih memfokuskan biar anak-anak muda tertarik mengikuti Bulan Bahasa Bali, selama enam kali sebelumnya anak muda kalau tidak diminta datang mereka tidak ada niat datang, sekarang buat tampilan lebih banyak menggunakan konten digital, buatkan jingle menarik, dan bahasa yang digunakan tidak melulu tingkat alus,” kata dia.
Disbud Bali memantik minat anak muda melestarikan bahasa, aksara, dan sastra mulai dari penyelenggaraan Bulan Bahasa Bali, setiap kegiatan termasuk konten di media sosial disusupi kalimat-kalimat sederhana dengan tingkatan Bahasa Bali andap atau sering digunakan untuk sehari-hari dengan teman sebaya.
“Jadi bahasa medium kami masukkan di konten-konten itu sehingga anak muda semakin mudah menangkap, kalau sudah semakin mudah menangkap kan semakin cinta, tertarik untuk berbahasa, menulis, dan membaca aksara Bali, setelah paham masalah tingkatannya mana alus mana andap akan lebih mudah dipelajari,” ujar Arya.
Bulan Bahasa Bali ke-7 ini digelar di Taman Budaya Art Center dari 1-28 Februari 2025 dengan tema Jagat Kerthi-Jagra Hita Samasta atau menjadikan Bulan Bahasa Bali altar pemuliaan bahasa, aksara, dan sastra sebagai sumber kesadaran menuju semesta raya.
Kepala Disbud Bali menyebut terdapat setidaknya delapan jenis kegiatan seperti utsawa atau festival, widyatula atau seminar, wimbakara atau lomba, krialoka atau workshop, reka aksara atau pameran, sesolahan atau panggung apresiasi teater drama Bali moderen, konservasi lontar, dan penganugerahan Bali Kerthi Nugraha Mahottama.
Seluruh kegiatan akan banyak mengulas bahasa, aksara, dan sastra Bali dari kacamata perkembangan teknologi digital, sehingga dapat mengikuti zaman dengan konsep Ekosistem Kerangka Statistik Budaya (KSB) yang dikeluarkan UNESCO tahun 2029.
Pj Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya mengatakan Bulan Bahasa Bali merupakan program utama Pemprov Bali untuk menjadikan bahasa, aksara, dan sastra hulu dari kebudayaan.
“Dari bahasa, aksara, dan sastra Bali yang dijiwai oleh agama Hindu, melahirkan seni, adat, ruang aktifitas, tata krama, dan bidang-bidang lainnya sehingga kebudayaan Bali dapat menjadi kebudayaan yang adiluhung,” ucapnya.
Di luar bulan ini, Sang Made ingin agar Bahasa Bali juga digunakan sehari-hari di keluarga, tempat kerja, sekolah, dan acara-acara bernuansa adat Bali.
“Selain itu, saya berharap agar setiap hari membaca aksara Bali, sehingga semakin banyak yang mampu mempelajari pustaka lontar dan sumber sastra lainnya, dari pustaka dan sumber sastra tersebut akan mampu menerangi jalan kita dalam mengarungi kehidupan ini,” katanya. (kmb/balipost)