I Wayan Suartana. (BP/Istimewa)

Oleh I Wayan Suartana

Munculnya kecerdasan buatan (KB) DeepSeek mengejutkan banyak pihak terutama KB yang sudah ada seperti ChatGPT, Gemini, Meta dan lain-lain karena DeepSeek menawarkan harga pengembangan yang jauh lebih murah. Fenomena ini seperti mengingatkan jargon adu silat bahwa “di atas langit ada langit” yang kurang lebih artinya bahwa seseorang yang dinyatakan sakti tetapi ada yang lebih sakti lagi begitu seterusnya.

Sebuah inovasi akan usang beberapa hari kemudian karena ada inovasi baru. Kehidupan terus berjalan dan akan selalu ada kejutan, setiap inovasi akan menuju ke titik keseimbangan baru.

Pembelajaran penting adalah menjadi manusia tidak pernah berhenti untuk belajar menangkap sinyal pasar. Ketika ada muncul fitur teknologi baru harus melakukan penyesuaian.

Bagi pengguna ini tentu mengembirakan karena semakin banyak ada pilihan untuk berinteraksi maupun sebagai alat bantu keputusan. Meskipun semua yang tersaji adalah membantu proses kognitif tetapi tidak untuk emosional. Judgment tidak hanya fungsi algoritma tetapi juga ada unsur perasaan di situ. Judgment membutuhkan pengalaman dan hati. Saat ini  hubungan antar variabel tidak linear malah cenderung “chaos” menjadi ciri utama dalam era disrupsi ini.

Baca juga:  Fenomena "Supermoon," Warga Diminta Waspada Air Rob Maksimum

Schawab (2016) menyatakan ada tiga alasan dalam kaitan KB. Pertama, sisi velositas yaitu dengan persamaan eksponensial yang terbaru, dunia akan terkoneksi secara penuh. Dunia begitu terbuka seolah tidak ada tempat untuk sembunyi. Kedua, kedalaman dan keluasan dalam artian teknologi digital melahirkan teknologi dengan wajah bervariasi yang tidak hanya menyangkut pertanyaan “apa”, “bagaimana” tetapi juga tentang “siapa kita”.

Ketiga, dampak terhadap sistem secara keseluruhan baik intra maupun antar negara, korporasi, industri maupun sosial kemasyarakatan.

Baca juga:  Tata Ruang vs PPDB Zonasi

Setiap kreator digital memberikan solusi yang fleksibel. Disrupsi terjadi begitu besar karena kebebasan di balik jubah kreativitas. Marginal cost menjadi rendah karena setiap salinan digital bisa dipindahkan  melalui virtual secara instan. Platform bisa dijelaskan sebagai suatu lingkungan digital yang dicirikan marginal cost rendah dalam hal akses, reproduksi dan distribusi.

Arus utama KB merasuk ke dalam segala bidang. Pengambilan keputusan dan judgment berbagai profesi begitu termudahkan dilakukan meskipun reliabilitas atau keandalan data dan informasi sangat mutlak diperlukan. Istilah umum yang sering mengemuka “garbage in garbage out”, sehingga diperlukan pengawasan umum (general control) dan pengawasan aplikasi (application control) terhadap keberadaan sebuah sistem.

Baca juga:  Kekerasan Kesejahteraan

Algoritma menjadi disiplin dominan dalam penghitungan, pemrosesan data dan penalaran otomatis. Teknologi komputer membutuhkan jaringan sebagai protokol dalam berkomunikasi. Sistem cloud menjadikan internet sebagai pusat server untuk menggunakan data dan aplikasi. Kemudian sistem eksponensial merupakan fungsi penting dalam matematika memampukan inovasi dan eksperimentasi kehidupan sosial dalam koridor era “kelebihan” data.

Lantas apa yang bisa kita ambil hikmah dari perkembangan KB seperti DeepSeek ini:

Pertama, kita harus bijak menggunakan KB. KB hadir untuk mempercepat pekerjaan terutama teknikal tetapi tidak menggantikan judgment yang berasal dari faktor emosional. Kedua, penggunaannya harus dilakukan dengan hati-hati supaya tidak melahirkan generasi yang manja dengan pola pikir jalan pintas.

Penulis, guru besar FEB Unud

BAGIKAN