![Tahun Ini, Bulan Bahasa Bali Hadirkan Inovasi Ramah Anak 1](https://www.balipost.com/wp-content/uploads/2025/02/balipostcom_tahun-ini-bulan-bahasa-bali-hadirkan-inovasi-ramah-anak_01-696x464.jpg)
DENPASAR, BALIPOST.com – Bulan Bahasa Bali yang telah diselenggarakan sejak 2019 telah memasuki tahun ketujuhnya di 2025. Kegiatan tahunan ini merupakan amanat dari Peraturan Gubernur Bali Nomor 80 Tahun 2018 tentang Pelindungan dan Penggunaan Bahasa, Aksara, dan Sastra Bali.
Menurut Pamong Budaya Ahli Muda Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, Ida Bagus Made Purwita Swamam tahun ini Bulan Bahasa Bali menghadirkan inovasi baru berupa Ramah Anak, sebuah kegiatan edukatif yang ditujukan bagi generasi muda, khususnya siswa tingkat SD dan PAUD.
Inovasi ini lahir sebagai respons atas minimnya keterlibatan generasi muda dalam kegiatan Bulan Bahasa Bali pada tahun-tahun sebelumnya. “Ini merupakan inovasi dari pimpinan kami di Dinas Budaya yang menggunakan namanya sistem (KSB) Kerangka Statistik Budaya,” ujar Purwita ditemui di Gedung Ksirarnawa Art Center, Jumat (7/2).
Dalam kegiatan Ramah Anak ini, Dinas Kebudayaan bekerja sama dengan Universitas Hindu Negeri (UHN) I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar. Para dosen dan guru bahasa Bali menjadi narasumber serta pembimbing dalam kegiatan ini.
Siswa-siswa SD di Denpasar, khususnya yang berada di sekitar lokasi kegiatan, diundang untuk mengikuti berbagai aktivitas edukatif yang dikemas secara menarik. Dengan konsep melajah sambil meplalianan (belajar sambil bermain), anak-anak diajak belajar menulis aksara Bali, berbicara dalam bahasa Bali yang baik dan benar, hingga mengenal permainan tradisional serta budaya Bali lainnya.
Meski baru berjalan kurang dari seminggu, kegiatan ini mendapat respons positif. Dalam waktu dua jam, anak-anak dapat menikmati proses belajar bahasa, aksara, dan sastra Bali secara interaktif. “Pengisi acara dari UHN dan guru-guru bahasa Bali mampu menyajikan metode belajar yang menyenangkan,” tambahnya.
Ke depannya, kegiatan ini akan terus dikembangkan. Tahun ini, area kegiatan masih terbatas dengan luas 6 x 3 meter. Namun, pada tahun mendatang, pihaknya akan menyediakan ruang yang lebih luas agar lebih banyak anak bisa mengikuti kegiatan ini.
“Jadi tahun depan kita harapkan memberikan ruang yang lebih luas kepada Ramah Anak ini. sehingga permainan dan pendidikan bahasa dan aksara Bali bisa lebih meluas di kalangan anak-anak kita di Bali,” tutupnya. (Andin Lyra/Wahyu Widya/Pande Paron/Agus Pradnyana/balipost)