Megawati Soekarnoputri (tengah). (BP/ist)

JAKARTA, BALIPOST.com – Aksi saling serang dan menjatuhkan akhir-akhir ini menjadi keprihatinan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri. Pilkada dan pemilu yang seharusnya sebagai alat mencari dan menentukan pemimpin secara berdaulat, kerap tercoreng oleh pribadi maupun kelompok untuk kepentingan politiknya.

Persoalan tersebut menjadi bahasan serius Megawati saat menerima Pimpinan Ikhwanul Muballighin, Mudjib Khudori di Kantor DPP PDIP, Menteng, Jakarta, Kamis (26/4). Kedua belah pihak sepakat, akan memelopori gerakan dengan mengedepankan politik yang beradab.

Kedatangan kelompok agama tersebut sengaja diundang Megawati yang didampingi Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, Wakil Sekjen Ahmad Basarah, Ketua Baitul Muslimin PDIP Hamka Haq dan jajaran pengurus lainnya. Usai pertemuan, Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto menjelaskan untuk melawan dan mencegah aksi saling serang dan menjatuhkan itu, PDIP dan kelompok agama sepakat memulai gerakan politik yang beradab.

Baca juga:  Di Badung, 17 Parpol akan Diproses sebagai Peserta Pemilu 2019

“Politik yang kami perjuangkan bersama kelompok agama RI pertemuan tadi adalah politik yang menumbuhkan rasa sikap cinta tanah air, patriotisme yang membangun peradaban, memberdayakan rakyatnya, dan yang menempatkan kekuasaan dalam gambaran ideal,” kata Hasto dalam keterangan pers bersama, diamini Megawati yang duduk disebelahnya.

Ia mengungkap, langkah itu pula yang sudah dimulai Joko Widodo, capres petahana PDIP yang dalam kapasitasnya sebagai presiden menerima alumni 212 pekan lalu meskipun selama ini saling berbeda pandangan. “Pak Jokowi telah menunjukan bahwa pemimpin harus selalu bersama rakyatnya. Mengedepankan musyawarah dan dialog. Bagi Pak Jokowi semua warga negara dianggap sama. Politik persaudaraan yang ditunjukkan Pak Jokowi itu kami nilai lebih baik dibanding mereka yang hanya sekedar mengkritik, hanya sekedar melihat dari sisi untuk kekuasaan saja,” kata Hasto.

Baca juga:  Segera, PDIP Umumkan Paket Paslon Kepala Daerah di Badung

Menurut Hasto, PDIP sendiri telah mendorong Jokowi untuk menerima siapapun masyarakat yang akan berdialog dengannya. “Karena sebuah kontetasi itu harus bergerak ke bawah menunjukkan pada rakyat bukan bergerak dengan membuat upaya-upaya yang menciptakan suasana politik menjadi tidak baik. Bukan bangsa yang menghalalkan segala cara,” imbuhnya.

Sementara itu, Pimpinan Ikhwanul Muballighin, Mudjib Khudori mengatakan pertemuan yang akan memelopori gerakan politik beradab ini pada saatnya dalam dilakukan melalui kegiatan-kegiatan yang mengedukasi masyarakat tentang pentingnya persatuan dan persaudaraan meski berbeda warna dan kepentingan politik. “Pertemuan sore ini InsyaAllah berdampak positif untuk mensinergikan kelompok agama dan partai politik untuk mewujudkan kebaikan bagi semua. Sebab diagama kami diajarkan bekejasamalah dan tolong menolonglah dalam kebaikan,” kata Khudori.

Baca juga:  Siap Amankan Pilkada 2020, Kapolres Bangli Minta Paslon Tak Libatkan Massa Saat Pendaftaran

Ke depan, Khudori mengatakan pihaknya akan mulai melakukan pendidikan kepada semua santri dan da’i. “Dalam waktu dekat kami akan deklarasikan gerakan nasional mubaligh bela negara. Isinya doa dan wejangan bahwa bela negara itu bagian dari iman,” ucap Khudori.(Hardianto/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *