Ilustrasi petugas kesehatan memeriksa kesehatan unggas. (BP/Antara)

NEW YORK, BALIPOST.com – Akibat wabah flu burung di Amerika Serikat, jutaan ekor ayam dimusnahkan. Hal itu mengganggu produksi telur, dan mendorong kenaikan harga yang signifikan.

Dikutip dari Kantor Berita Antara, Minggu (9/2), gangguan dalam rantai pasokan itu telah memaksa supermarket di Negara Bagian New York dan sekitarnya membatasi pembelian telur.

Beberapa grosir bahkan menjual telur dengan harga mencapai 10 dolar AS (sekitar Rp160.000) per lusin.

Baca juga:  WN Inggris Rampas Truk hingga Aniaya Sopir Diperiksa Kejiwaannya

Untuk menekan penyebaran virus, pihak berwenang menutup sementara beberapa pasar unggas hidup di New York.

Sejumlah toko kelontong juga memasang pengumuman yang membatasi pelanggan untuk membeli maksimal tiga karton telur per transaksi.

Produsen telur dan kelompok industri unggas menyatakan bahwa penyebaran cepat flu burung yang sangat patogen telah menyebabkan pemusnahan jutaan ekor ayam setiap bulan, sehingga berdampak serius pada produksi.

Baca juga:  Soal Kegiatan Pariwisata saat Libur Lebaran, Ini Penegasan Satgas COVID-19 Pusat

Menurut laporan media, sejak virus ini kembali muncul pada 2022, sekitar 110 juta ekor ayam petelur telah dimusnahkan.

Wabah ini juga memicu kenaikan harga di jaringan restoran cepat saji dan tempat makan yang menyajikan menu sarapan.

Laporan Departemen Pertanian AS pada Desember lalu mengonfirmasi tingkat keparahan wabah itu, dengan menyebutnya sebagai faktor utama menurunnya pasokan telur di negara tersebut.

Sementara itu, data Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan bahwa harga telur telah naik 160 persen dalam lima tahun terakhir. (Kmb/Balipost)

Baca juga:  Soal Lab di Wuhan, Tiongkok Sebut Pompeo Tak Punya Bukti
BAGIKAN