DENPASAR, BALIPOST.com – Pelestarian bahasa Bali dengan memperkenalkannya sejak anak-anak terus diupayakan. Dalam Bulan Bahasa Bali yang berlangsung selama Februari, digelar berbagai macam lomba, salah satunya gending rare yang bertujuan makin memasyarakatkan bahasa ini.
Menurut Panitia lomba Gending Rare, Ayu Ari Cipta Lasmi, tujuan utama diadakan lomba ini untuk memperkenalkan bahasa Bali kepada anak-anak. Lagu-lagu dalam gending rare menggunakan bahasa Bali, sehingga menjadi sarana efektif untuk melestarikan dan mengembangkan bahasa Bali di kalangan generasi muda.
“Melalui Gending Rare, kami ingin memperkenalkan bahasa Bali kepada anak-anak. Kami berharap mereka bisa lebih mengenal dan memahami bahasa Bali melalui lagu-lagu yang mereka nyanyikan,” ujar Ayu, saat ditemui di Gedung Ksirarnawa, Selasa (11/2)
Perempuan yang merupakan pegawai di Dinas Kebudayaan Provinsi Bali ini mengaku antusiasme peserta lomba tahun ini sangat tinggi. Begitu pendaftaran dibuka, dalam waktu singkat kuota peserta langsung penuh.
“Pendaftaran langsung penuh dalam beberapa hari. Bahkan, banyak orang tua yang menghubungi kami untuk bertanya apakah bisa menambah kuota peserta,” tambah Ayu.
Lomba ini memang sengaja dibatasi hanya untuk 25 peserta. Namun, ia melihat animo peserta terus meningkat dari tahun ke tahun.
Ayu menjelaskan bahwa tujuan dari lomba ini adalah untuk membangkitkan kesadaran anak-anak terhadap pentingnya Berbahasa Bali. Di tengah dominasi bahasa Indonesia dalam kehidupan anak sehari-hari, lomba ini menjadi wadah bagi mereka untuk mengenal lebih jauh tentang Bahasa Bali dan sekaligus menjaga kelestariannya.
“Anak-anak sekarang lebih banyak berbicara dalam bahasa Indonesia di rumah dan sekolah. Dengan mengikuti lomba ini, mereka diharapkan bisa tetap mengingat dan memahami bahasa Bali, setidaknya melalui lagu-lagu yang mereka nyanyikan,” ungkap Ayu.
Tak hanya Ayu, beberapa peserta lomba berbagi alasan mereka mengikuti lomba ini.
I Made Parama Putra Sugiarta, seorang peserta berusia 11 tahun asal Denpasar menyatakan tertarik mengikuti lomba untuk melatih dan mengembangkan potensi diri. “Saya ingin melatih potensi diri saya dan mengembangkannya agar lebih baik,” ujar Parama.
Ia juga mengungkapkan sebelum lomba melakukan latihan khusus dengan guru vokal di dekat rumah. Parama mengidolakan gurunya, Ari Aryama saat ditanya siapa penyanyi Bali favoritnya.
Sementara itu, Tara, seorang peserta berusia 12 tahun asal Badung, mengaku ingin menambah pengalaman saat ditanya kenapa mengikuti kegiatan ini. “Saya ingin menambah pengalaman baru. Sebelum lomba, saya mengikuti latihan khusus atau les privat,” katanya.
Tara mengidolakan Liodra, namun mengaku tak memiliki idola penyanyi Bali.
Senada dengan Tara, Tari yang masih berusia 9 tahun dari Denpasar mengaku tertarik mengikuti lomba untuk menambah pengalaman. “Saya mengikuti latihan vokal seminggu sekali sebelum lomba. Dalam satu bulan saya berlatih empat kali,” kata Tari. (Andin Lyra/Wahyu Widya/Agus Pradnyana/Pande Paron/balipost)